Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK Sebut Pandemi Covid-19 Menggerus Banyak Pelayanan Kesehatan Dasar

Kompas.com - 14/09/2021, 14:59 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pandemi Covid-19 telah menggerus banyak pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat.

Sementara, masalah atau krisis di sektor kesehatan sudah banyak terjadi sebelum pandemi Covid-19.

"Krisis kesehatan jangan hanya dipahami dengan Covid, karena sebetulnya dalam sektor kesehatan, Covid telah menyodok banyak pelayanan dasar yang diberikan pemerintah terkait kesehatan masyarakat," kata Muhadjir, dalam webinar 83 tahun Sinar Mas bertajuk Indonesia Sehat, Ekonomi Bangkit, Selasa (14/9/2021).

Baca juga: Soal Penanganan Covid-19, Menko PMK: Mohon Dimaklumi jika Keputusan Pemerintah Berubah-ubah

Muhadjir mencontohkan, sebelum banyaknya tes deteksi Covid-19 berupa polymerase chain reaction (PCR), seluruh daerah menggunakan fasilitas test cepat molekuler (TCM) untuk mengetes seseorang yang terpapar Covid-19.

TCM, kata dia, selama ini digunakan untuk mengetes penyakit tuberkulosis (TB).

"TCM di daerah disulap, digantikan fungsinya untuk mengetes Covid. Akibatnya banyak sekali TB yang terbengkalai baik yang sudah diobati maupun yang harus segera dilacak untuk diobati," kata Muhadjir.

Selama pandemi Covid-19, kata Muhadjir, banyak orang-orang yang menderita TB terpaksa menjadi resisten terhadap obat karena tidak terurus dengan baik.

Padahal, resisten obat tersebut bisa membuat seorang pasien TB justru membutuhkan biaya yang jauh lebih besar dan waktu yang lebih panjang.

"Ongkos kesehatan gara-gara Covid-19, jangan dikira murah, terutama di sektor kesehatan," kata dia.

Baca juga: Menko PMK Sebut Berubahnya Status Pandemi Covid-19 Jadi Endemi Tergantung Masyarakat

Muhadjir mengatakan, prevalensi kematian akibat TB di Indonesia juga lebih tinggi dibandingkan Covid-19.

Sayangnya, hal tersebut tidak pernah dianggap berarti dibandingkan Covid-19 yang pemberitaannya terus dieksplorasi.

Pasien lainnya yang terdampak oleh Covid-19 adalah penderita HIV. Muhadjir mengatakan, mereka harus mendapatkan obat virus tertentu, yakni remdesivir.

Namun, karena Covid-19 melanda, obat-obatan tersebut turut difokuskan untuk menangani mereka yang terkena Covid-19.

"Akibatnya penderita HIV juga terlambat, angka kematian HIV sangat tinggi karena kelangkaan obat. Obatnya dipakai untuk Covid-19," kata dia.

Selain itu, tidak adanya pelayanan terpadu selama pandemi Covid-19 juga menyebabkan angka stunting dan gizi buruk meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com