Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anomali Data, LaporCovid-19 Pertanyakan Kasus Kematian Tinggi Saat Kasus Harian Turun

Kompas.com - 08/09/2021, 15:58 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Co-Inisiator LaporCovid-19 Ahmad Arif mengatakan, secara umum, kasus Covid-19 di Tanah Air mengalami penurunan yang cukup tajam.

Meski demikian, kondisi itu justru menimbulkan pertanyaan lantaran pada saat yang sama kasus kematian akibat Covid-19 justru masih tinggi.

"Penambahan kasus harian itu paling kecil se-ASEAN tetapi angka kematian harian tertinggi beberapa hari terakhir nomor dua secara global jumlah kematian setiap harinya," kata Arif dalam diskusi secara virtual, Rabu (8/9/2021).

"Gap-nya (kesenjangan) itu mengkhawatirkan sebenarnya, jadi membuat tanda tanya," sambungnya.

Arif mengatakan, pemerintah pernah menyebutkan bahwa data kematian dari Covid-19 tidak real time atau berasal dari kasus kematian sebelumnya sehingga secara umum data kematian masih bermasalah.

Baca juga: UPDATE Corona 9 September: Kasus Kematian Harian Indonesia Tertinggi Kedua di Dunia | Kuba Mulai Vaksinasi Anak 2 Tahun

"Adanya anomali data ini ya saya bilang, kok bisa angka kasus hariannya kecil sekali tetapi angka kematian sangat tinggi. Jadi ada indikator persoalan data," ujarnya.

Tak hanya persoalan data, Arif mengatakan, dalam penanganan pandemi Covid-19, rasio testing di Indonesia masih kecil dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara.

Ia mencontohkan, kasus kematian meningkat di salah satu desa di Majalengka pada bulan Juli 2021 menjadi 50 orang, setelah sebelumnya hanya tercatat 3-5 orang.

Namun, proses pemakaman tidak menggunakan protokol kesehatan Covid-19, lantaran tidak dilakukannya pemeriksaan (testing).

"Mayoritas orang meninggal dengan gejala Covid-19 tetapi tidak terdata dan akhirnya tadi tidak masuk dalam sistem pendataan nasional," ucapnya.

Lebih lanjut, Arif meminta pemerintah memperbaiki persoalan data Covid-19 karena akan mempengaruhi dua hal yaitu kebijakan yang bermasalah dan persepsi risiko publik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin 'Presidential Club' Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin "Presidential Club" Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com