Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Varian Baru Virus Corona Mu yang Disebut Kebal terhadap Vaksin

Kompas.com - 02/09/2021, 16:04 WIB
Wahyuni Sahara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menambahkan strain virus corona baru bernama Mu sebagai variant of interest (VOI).

MengutipThe Guardian, WHO menambahkan Mu atau B.1.621 sebagai varian yang perlu diperhatikan pada 30 Agustus 2021.

Sementara Varian Mu pertama kali diidentifikasi di Kolombia pada Januari 2021.

"Sejak itu, kasus sporadis dan beberapa wabah yang lebih besar telah dicatat di seluruh dunia. Di luar Amerika Selatan, kasus telah dilaporkan di Inggris, Eropa, Amerika Serikat, dan Hong Kong," demikian pernyataan WHO.

"Sementara varian tersebut membuat kurang dari 0,1 persen dari infeksi Covid-19 secara global, itu mungkin mulai berkembang di Kolombia dan Ekuador, di mana masing-masing menyumbang 39 persen dan 13 persen dari kasus Covid-19," lanjut WHO.

Baca juga: Jokowi Minta Pemda Waspadai Varian Baru, Jangan Sampai Kasus Covid-19 Meledak

Sebanyak 32 kasus varian Mu di Inggris, di mana pola infeksi menunjukkan bahwa varian Mu dibawa oleh para pelancong. 

Dalam laporan Public Health England (PHE) pada bulan Juli mengatakan, sebagian besar kasus Mu yang ditemukan di London terjadi pada mereka yang berusia 20-an.

Beberapa dari mereka yang dites positif Mu telah menerima satu atau dua dosis vaksin Covid-19.

Varian Mu, kata WHO, memiliki kemampuan yang menunjukkan dirinya bisa lebih tahan terhadap vaksin, seperti halnya varian Beta yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.

"Varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan. Varian tersebut setidaknya sama resistennya dengan varian Beta terhadap kekebalan yang timbul dari vaksinasi," kata WHO.

Baca juga: Satgas: Pernyataan Vaksin-Covid-19 Picu Varian Baru Corona Tidak Benar

Namun, hal itu, menurut WHO dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menemukan bukti-bukti baru apakah varian Mu memang benar kebal terhadap vaksin atau tidak.

Selain itu, dalam CNBC Internasional juga WHO menyebut, masih diperlukan penelitian yang lebih lanjut apakah varian Mu lebih menular, lebih mematikan atau lebih membutuhkan perawatan dibandingkan varian lainnya atau virus Covid-19 yang pertama kali ditemukan.

"Strain Mu membutuhkan studi lebih lanjut untuk memastikan apakah itu akan terbukti lebih menular, lebih mematikan atau lebih resisten terhadap vaksin dan perawatan saat ini," jelas WHO.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com