JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta para kepala daerah dan jajaran pemerintah daerah (pemda) mewaspadai perkembangan varian baru virus corona.
Menurut Jokowi, jangan sampai ada kemunculan varian baru yang tidak diwaspadai sehingga terjadi lonjakan kasus positif Covid-19.
"Saya tetap minta semuanya hati-hati, waspada mengenai yang namanya Covid-19 ini. Jangan sampai ada varian baru datang karena bermutasi, dan kita tidak waspada tahu-tahu meledak menjadi jumlah (kasus Covid-19) yang sangat banyak," ujar Jokowi saat menyampaikan pengarahan kepada Forkopimda se-Jawa Timur sebagaimana ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (20/8/2021).
Baca juga: DKI Jakarta Catat 474 Kasus Varian Baru, Delta Mendominasi dengan 425
"Saya harapkan terutama yang di jajaran kabupaten, kota, bupati, dan wali kota betul-betul semuanya mewaspadai ini," tegasnya.
Kepala Negara pun mengingatkan bahwa virus corona masih sangat sulit diprediksi dan diperhitungkan perkembangannya.
Dia mencontohkan saat kasus harian Covid-19 mencapai jumlah tinggi pada Februari 2021. Kemudian, menuju Mei 2021, kasusnya berangsur-angsur menurun bahkan bisa mencapai 3.500 kasus positif per hari.
"Tetapi, begitu muncul di Kudus, begitu muncul di Bangkalan saat itu di luar dugaan kita. Karena dari deteksi yang kita lihat itu di Jakarta, Indramayu, dan di Medan, munculnya di tempat lain," ungkap Jokowi.
"Karena memang barang ini enggak kelihatan. Langsung melompat ke 56.000 (kasus)," kata Jokowi.
Jokowi mengaku dibisiki tim kasus bisa mencapai 80.000 di Agustus dan 160.000 pada September.
Dengan demikian, saat itu, Jokowi meminta kepada Panglima TNI dan Kapolri bahwa tidak ada pekerjaan lain selain menghentikan laju penularan.
"Tidak ada pekerjaan lain, yang ada menghentikan ini, jangan sampai melompat ke 80.000 melompat ke 160.000. Sekali lagi hati-hati mengenai ini," tambah Kepala Negara.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dari hasil sequencing terhadap varian-varian baru virus corona di Indonesia, sebanyak 80 persennya adalah varian Delta.
Kegiatan sequencing merupakan upaya untuk mengetahui penyebaran mutasi virus corona.
Baca juga: Tingginya Penularan Covid-19, Indonesia Berisiko Jadi Hotspot Varian Baru
Data tersebut berdasarkan pencatatan hasil sequencing per 18 Agustus 2021.
Nadia mengingatkan, varian Delta merupakan varian yang saat ini mendominasi pelaporan kasus Covid-19 di hampir semua negara di dunia.
Dia melanjutkan, dari sequencing itu teridentifikasi 10 provinsi dengan konsentrasi varian Delta virus corona yang cukup tinggi.
Ke-10 provinsi itu yakni Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.