Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tindakan Polisi Cari Pembuat Mural Dikhawatirkan Bikin Publik Enggan Berpendapat

Kompas.com - 20/08/2021, 19:50 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Amnesty Internasional Indonesia mengkhawatirkan publik semakin enggan berpendapat setelah aparat kepolisian bertindak berlebihan dengan mencari dan menangkap pembuat mural yang mengkritisi pemerintah.

Menurut Deputi Amnesty International Wirya Adiwena, meski pembuat mural tak ditersangkakan, namun tindakan polisi menangkap dan memaksanya untuk meminta maaf menciptakan dampak bagi masyarakat.    

"Menciptakan efek gentar yang membuat orang enggan untuk mengungkapkan pendapat yang kritis," ujar Wirya dalam keterangan tertulis, Jumat (20/8/2021).

Baca juga: Kabareskrim Ingatkan Jajarannya Tak Boleh Reaktif Sikapi Mural Kritik

Wirya mengatakan, tindakan aparat kepolisian menyikapi mural tersebut justru semakin menggerus ruang kebebasan berekspresi di Indonesia.

Selain itu, Wirya menegaskan bahwa mural "404: Not Found" maupun "Dipaksa Sehat di Negara Sakitt" merupakan sebuah karya serupa bentuk ekspresi kebebasan berpendapat.

Sementara, kebebasan berekspresi dan berpendapat sendiri dilindungi hukum hak asasi manusia (HAM) internasional maupun konstitusi Indonesia.

"Tindakan kepolisian dan aparat negara lainnya yang berlebihan, termasuk mencari pembuatnya jelas mengancam hak atas kebebasan berekspresi dan berpendapat," tegas dia.

Di samping itu, Wirya juga menyoroti terkait pidato Presiden Joko Widodo yang menyatakan kritik terhadap pemerintah adalah bagian penting dari kehidupan bernegara.

Hal itu disampaikan Jokowi saat berpidato di sidang tahunan di Gedung MPR RI, Senin (16/8/2021),

Dalam implementasi dari pidato itu, ia mengatakan, presiden beserta jajarannya harus memastikan bahwa aparat penegakan hukum di lapangan juga sepatutnya mengerti dengan hal tersebut.

Baca juga: Kabareskrim: Presiden Jokowi Tak Ingin Polri Reaktif Sikapi Mural Kritik

"Jika tidak, maka pernyataan tersebut hanya sebatas lip service saja," imbuh dia.

Seperti diketahui, mural mirip Jokowi dengan tulisan 404:Not Found di Batuceper, Tangerang, Banten, sempat menghebohkan masyarakat.

Bahkan seorang pria di Tuban, Jawa Timur yang berniat untuk menjual baju kaos bergambarnya mural mirip Presiden Jokowi tersebut ditangkap dan diperiksa oleh polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com