Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analis Media Sosial: Harus Ada Bukti Kerja dan Prestasi untuk Ciptakan Tren Positif terhadap Puan

Kompas.com - 09/08/2021, 20:04 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Analis media sosial Ismail Fahmi mengatakan, popularitas Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDI-P Puan Maharani memang mengalami peningkatan sejak pemasangan baliho Kepak Sayap Kebhinekaan.

Namun, menurutnya, popularitas saja tidak cukup untuk mengukur suara atau elektabilitas, apalagi jika dikaitkan dengan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Populer saja tidak cukup, apalagi populer karena hal yang negatif dan tidak ada positifnya. Harus ada bukti kerja dan prestasi yang bisa digunakan untuk menaikkan tren positif," kata Ismail dalam akun Twitter-nya @ismailfahmi, Minggu (8/8/2021).

Baca juga: Analisis Drone Emprit soal Baliho: Popularitas Puan Meningkat meski Banyak Sentimen Negatif

Ismail telah mengizinkan Kompas.com untuk mengutip unggahan mengenai analisis menggunakan Drone Emprit selama periode 7 Juli hingga 7 Agustus 2021.

Dalam unggahannya Ismail mengungkapkan, popularitas putri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri itu merangkak naik, bahkan setara dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

"Tren Puan setara dengan tren Ridwan Kamil setelah dikatrol dengan kampanye baliho. Respons netizen terhadap baliho turut meningkatkan tren Puan," ucapnya.

Kendati demikian, peningkatan popularitas Puan justru terjadi karena banyaknya sentimen negatif terkait baliho.

Ismail menuturkan, popularitas Puan yang meningkat itu terdiri dari narasi negatif oleh netizen umum, aktivis dan partai oposisi.

"Narasi positif dari tim media sosial Puan, khususnya via meme atau infografis," tutur dia.

Baca juga: Dikatrol Baliho, Popularitas Puan Kini Dinilai Setara Ridwan Kamil

Ismail memprediksi, popularitas Puan yang meningkat saat ini akan diikuti dengan upaya peningkatan tingkat kesukaan atau favorability.

Ia menduga, tahapan dalam meningkatkan popularitas hingga tingkat kesukaan terhadap Puan merupakan strategi tim jelang Pemilu 2024.

"Ini strategi, selalu begitu. Setelah populer, baru favorability. Itu adalah sentimen positif. Setelah dikenal, lalu didongkrak dengan hal-hal positif saja yang dilakukan Puan. Akhirnya, publik nanti lupa dengan hal negatif sebelumnya," kata Ismail.

Belakangan ini, masyarakat tengah menyoroti maraknya pemasangan baliho sejumlah politisi.

Selain Puan Maharani, ada pula Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.

Publik lebih banyak menyoroti baliho Puan Maharani. Dalam baliho terpampang foto Puan dengan kalimat Kepak Sayap Kebhinekaan.

Baliho tersebut dikritik lantaran para elite partai politik dianggap tak sensitif dengan penderitaan masyarakat di tengah pandemi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com