Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Dorong Peningkatan Kapasitas Produksi Vaksin Covid-19 untuk Percepat Vaksinasi Global

Kompas.com - 06/08/2021, 14:04 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mendorong agar kapasitas produksi vaksin Covid-19 ditingkatkan. Dengan demikian, diharapkan percepatan vaksinasi secara global pun dapat tercapai.

“Kita harus mendorong solidaritas dan kerja sama internasional untuk mempercepat vaksinasi global, salah satunya melalui peningkatan kapasitas produksi vaksin," ujar Retno saat menghadiri konferensi internasional bertajuk "The First Meeting of the International Forum on Covid-19 Vaccine Cooperation", dikutip laman resmi Kementerian Luar Negeri, Jumat (6/8/2021).

Selain peningkatan kapasitas produksi, percepatan vaksinasi juga dapat dicapai melalui diversifikasi produksi vaksin ke negara berkembang.

Menlu menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam membantu negara berkembang guna penguatan infrastruktur esensial, pusat penelitian, jalur produksi fasilitas cold storage, serta sumber daya manusia.

Baca juga: Menlu: Varian Delta Dominasi Penyebaran Virus Corona di Dunia, Termasuk Indonesia dan AS

"Pada saat yang sama, kolaborasi internasional harus dapat memfasilitasi akses ke bahan baku, pembebasan HKI, transfer teknologi, termasuk vaksin mRNA serta skema pembiayaan yang sehat," kata dia.

Dalam pertemuan tersebut, Retno yang juga merupakan Co-Chair Covax AMC-EG menekankan tentang pentingnya dukungan semua negara kepada mekanisme Covax.

Pasalnya, mekanisme Covax merupakan satu-satunya platform global yang menjamin kesetaraan akses bagi semua negara.

"Selain itu, Covax juga perlu segera mengeksplorasi alokasi vaksin untuk 20 persen populasi khususnya untuk negara berpenghasilan rendah," lanjut Retno.

Adapun Indonesia terus berkomitmen mendorong seluruh negara mempererat solidaritas dan kolaborasi, utamanya dalam menanggulangi pandemi Covid-19.

Baca juga: Menlu Tegaskan Konsistensi RI di Konflik Myanmar dan Soroti Lambatnya Implementasi Konsensus ASEAN

Termasuk agar menjadikan vaksin Covid-19 sebagai global public good serta kesetaraan akses dan distribusi vaksin bagi semua negara.

Konferensi itu turut diikuti oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dirjen WHO, Menteri Luar Negeri dan Pejabat Tinggi lebih dari 23 negara di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika serta perwakilan organisasi internasional lainnya.

Konferensi juga menghasilkan joint statement of the international forum on Covid-19 vaccine cooperation.

Selain Indonesia, beberapa negara yang berpartisipasi dalam konferensi tersebut adalah Argentina, Brazil, Chile, China, Kolombia, Republik Dominika, Ekuador, Mesir, Hungaria, Kenya, Malaysia, Meksiko, Maroko, Pakistan, Filipina, Federasi Russia, Serbia, Afrika Selatan, Sri Lanka, Thailand, Turki, UEA, dan Uzbekistan.

Perusahaan vaksin dan lembaga riset vaksin dari negara terkait seperti Sinopharm, Sinovac, Bio Farma dan Gamelaya Center Rusia juga berpartisipasi untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, lembaga riset dan perusahaan vaksin untuk penanganan pandemi Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com