JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, terjadinya penurunan jumlah pemeriksaan (testing) Covid-19, salah satunya akibat banyak petugas yang terpapar Covid-19.
Oleh karena itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi membantah penurunan testing Covid-19 sebagai upaya untuk melakukan pelonggaran PPKM level 4 pada 24 Juli mendatang.
"Tidak benar seperti itu, mengapa kok ada dugaan seperti itu, SDM/petugas testing banyak yang positif sehingga pemeriksaan tidak bisa dalam satu hari dilaporkan," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/7/2021).
Baca juga: Kasus Covid-19 Turun karena Testing Berkurang, Pemerintah Dinilai Problematik
"Kedua, kasus Covid-19 turun di beberapa daerah dan kegiatan tracing yang belum optimal," sambungnya.
Nadia juga mengatakan, masih banyak pasien Covid-19 yang belum terdeteksi terutama pasien yang tanpa gejala, sehingga proses testing dan pelacakan (tracing) di daerah tidak memenuhi target.
"Bisa saja kan kalau OTG tidak datang ke faskes dan target testing belum terpenuhi oleh kabupaten/kota," ujarnya.
Lebih lanjut, Nadia mengatakan, masyarakat harus memahami bahwa mematuhi protokol kesehatan dan mengurangi kegiatan di luar rumah berdampak pada penurunan kasus.
"Ini penting untuk masyarakat memahami peranan masing-masing dalam mengatasi peningkatan kasus yang kita hadapi saat ini," pungkasnya.
Baca juga: Anggota DPR: Pemerintah Jangan Hanya Gonta-ganti Istilah, Testing Kita Turun Drastis
Sebelumnya diberitakan, ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riyono mempertanyakan penurunan kasus harian Covid-19 yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Sebab, penurunan kasus itu dibarengi dengan rendahnya testing atau pemeriksaan kasus. Menurut dia, seharusnya jumlah testing Covid-19 ditingkatkan selama masa pandemi.
"Enggak boleh menurun (jumlah testing) disengaja atau tidak, ada manuver enggak? Supaya tanggal 26 Juli (PPKM) bisa dilonggarkan?," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Kamis.
Pandu mengatakan, Presiden Joko Widodo seharusnya mempertanyakan mengapa jumlah testing Covid-19 menurun dalam beberapa hari terakhir.
Sebab, kata dia, data itu akan dijadikan acuan untuk mengambil kebijakan dalam penanganan pandemi.
"Itu yang saya harapkan dari presiden, (tapi) ternyata tidak. Yang dipilih hanya kasus yang menurun, enggak dicari tahu kenapa itu kasus bisa menurun, seolah-olah itu hasil dari PPKM," ujarnya.
"Kalau itu diambil untuk keputusan, jadi tidak akurat kan," sambungnya.
Baca juga: Pertanyakan Jumlah Kasus Covid-19 dan Testing Turun, Epidemiolog: Supaya 26 Juli Bisa Dilonggarkan?