JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan, saat ini Indonesia belum melewati puncak pandemi Covid-19.
Meski saat ini kasus harian Covid-19 lebih rendah dari beberapa hari sebelumnya, tetapi hal itu terjadi karena jumlah pemeriksaan spesimen menurun.
"Kita belum melewati puncak pandemi, penurunan kasus itu di tengah penurunan jumlah testing dan positvity rate yang meningkat. Jadi tidak mencerminkan adanya penurunan sebetulnya," ujar Dicky saat dikonfirmasi, Senin (19/7/2021).
Baca juga: UPDATE: Pemeriksaan Spesimen Covid-19 Menurun, Hari Ini Hanya 160.686
Menurut Dicky, situasi tersebut justru menunjukkan kemungkinan jumlah kasus positif di masyarakat yang belum banyak terdeteksi.
"Sekali lagi prediksi puncak kita masih di akhir Juli ini, bahkan sampai awal Agustus. Karena itulah kita harus meningkatkan respons strategi," lanjut Dicky.
Menurutnya, upaya pemeriksaan atau testing, pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) harus dimaksimalkan.
Selain itu, protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19 harus dijalankan dengan konsisten.
"Saat ini kasus-kasus yang ada itu 80 persen ada di rumah-rumah. Ini harus ditemukan dan dilakukan karantina untuk mencegah lebih lanjut," tambah Dicky.
Baca juga: UPDATE: Tambah 34.257 Orang, Total Kasus Covid-19 Indonesia 2.911.733
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, terdapat penambahan 34.257 kasus positif dalam 24 jam terakhir.
Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 2.911.733 orang, terhitung sejak pengumuman kasus pertama pada 2 Maret 2020.
Jumlah penambahan kasus harian Covid-19 ini tercatat lebih rendah dari beberapa hari sebelumnya.
Namun, berdasarkan data Satgas pada 16 Juli hingga 19 Juli, pemeriksaan spesimen terus menurun. Hal ini diikuti dengan penurunan kasus positif.
Hari ini, pemerintah melaporkan pemeriksaan terhadap 160.686 spesimen.
Baca juga: Epidemiolog Nilai Situasi Dapat Memburuk jika PPKM Darurat Tak Diperpanjang
Sedangkan sehari sebelumnya, Minggu (18/7/2021), jumlah spesimen yang diperiksa mencapai 192.918 spesimen.
BNPB memperbaiki data itu dengan menambahkan data pemeriksaan tes cepat molekuler, sehingga ada 193.437 spesimen yang diperiksa.
Kemudian, pada Sabtu (17/7/2021), jumlah spesimen tercatat ada 251.392 sampel.
Berikutnya, Jumat (16/7/2021), jumlah spesimen yang diperiksa tercatat 258.532 sampel. Sementara, pada Kamis (15/7/2021), terdapat 249.059 spesimen yang diperiksa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.