Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Perokok Anak Tinggi, Menteri PPPA: Jika Dibiarkan, Mengancam Kualitas Anak Indonesia

Kompas.com - 07/07/2021, 12:27 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengaku khawatir dengan tingginya angka perokok anak di Indonesia.

Bintang mengatakan, apabila hal tersebut dibiarkan, maka dapat mengancam kualitas anak-anak Indonesia.

"Saya khawatir angka perokok anak cukup tinggi di Indonesia. Jika dibiarkan berlarut-larut kondisi itu akan mengancam kualitas anak-anak Indonesia," ujar Bintang di acara Jambore Pioner Muda bertajuk “Kita Keren Tanpa Rokok” Kementerian Kesehatan, dikutip dari siaran pers, Rabu (7/7/2021).

Bintang mengatakan, anak merupakan bagian penting penentu kemajuan bangsa Indonesia sehingga mereka harus terlindungi dari ancaman berbahaya seperti rokok.

Baca juga: Survei: Rokok Murah Picu Peningkatan Jumlah Perokok Anak

Pasalnya, kata dia, kualitas sumber daya manusia (SDM) disebutkannya sangat menentukan kemajuan sebuah negara, baik masa kini maupun masa yang akan datang.

“Rokok dengan segala keburukannya mengancam hak anak untuk tumbuh dan berkembang dengan maksimal bahkan mengancam hak untuk hidup, ini berlaku baik untuk anak yang menjadi perokok maupun anak yang terpapar asap rokok,” kata dia.

Di sisi lain, kata Bintang, anak perlu ditumbuhkan nilai-nilai diri yang positif sejak awal agar mereka tidak terpapar hal-hal buruk seperti rokok.

Menurutnya, kebiasaan merokok datang dari pergaulan sehari-hari, khususnya bagi para remaja.

Sehingga, perlu ditekankan kepada mereka bahwa rokok bukan solusi dari segala permasalahan dan teman sebaya tidak akan saling menjerumuskan.

"Jadi untuk anak-anak saya berpesan, saling mempengaruhilah dalam kebaikan, berjalan beiringan untuk melangkah ke depan tanpa ada satupun yang tertinggal,” kata Bintang.

Baca juga: Perokok Anak Meningkat, Pemerintah Perlu Perketat Pengendalian Rokok

Di samping itu, Bintang juga mendorong agar anak dan remaja memanfaatkan waktu dengan berbagai aktivitas positif.

Mulai dari berorganisasi, bertukar pendapat, berolahraga, menciptakan berbagai karya seni, dan segudang aktivitas lain yang dapat menunjang keterampilan-keterampilan yang baik untuk masa depan.

“Ajaklah teman-teman sebaya mencoba berbagai aktivitas positif tersebut. Jauhi rorok. Jadilah pelopor bukan pengikut. Yakinlah perubahan besar dimulai dari langkah-langkah kecil dari diri sendiri," tutur Bintang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com