JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan sejumlah hambatan dalam percepatan pertumbuhan bisnis perbankan syariah di Indonesia.
Padahal, Ma'ruf mengatakan, perbankan syariah Indonesia merupakan salah satu layanan jasa keuangan syariah yang terus menunjukkan pertumbuhan positif.
"Berdasarkan kajian transformasi perbankan syariah yang disusun pada tahun 2018 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terdapat beberapa isu strategis yang masih menghambat akselerasi pertumbuhan bisnis perbankan syariah," ujar Ma'ruf, dalam webinar PT Bank Aladin Syariah, Rabu (7/7/2021).
Baca juga: Wapres: Ekonomi dan Keuangan Syariah Harus Efisien dan Kompetitif
Beberapa hambatan tersebut antara lain belum adanya diferensiasi model bisnis yang signifikan, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang kurang optimal, dan rendahnya tingkat literasi dan inklusi.
Termasuk juga layanan perbankan syariah yang kurang kompetitif apabila dibandingkan produk dan layanan perbankan konvensional.
"Tapi ada beberapa solusi yang dapat menjawab penetrasi pasar perbankan syariah saat ini," kata dia.
Ma'ruf menekankan, pentingnya generasi milenial untuk masuk ke pasar perbankan syariah, penyediaan produk dan layanan perbankan syariah yang kompetitif, serta distribusi kanal digital agar lebih mudah diakses masyarakat.
Solusi lainnya yakni produk yang menyesuaikan dengan gaya hidup masyarakat sehari-hari, kemudahan transaksi dan interaksi untuk nasabah, dan jaringan mitra yang luas.
Adapun berkenaan dengan pangsa pasar perbankan syariah, kata Ma'ruf, saat ini terdapat peningkatan walaupun masih terbilang rendah.
Peningkatan tersebut mencapai sekitar 5,7 persen pada 2017. Kemudian meningkat sebesar 6,5 persen pada 2020 dari total perbankan nasional.
"Angka tersebut menjelaskan masih tersedia ruang yang cukup luas untuk mengembangkan perbankan syariah di Indonesia," ucap dia.
Baca juga: Sri Mulyani: SDM Jadi Tantangan Terbesar Pengembangan Ekonomi Syariah
Apalagi, kata dia, potensi generasi penduduk Indonesia didominasi generasi Z (atau i-Generation) yaitu sekitar 27,94 persen dan generasi milenial sebesar 25,87 persen.
"Selain telah melek internet sejak usia dini, generasi ini juga cenderung memiliki minat yang besar untuk memilih gaya hidup yang sesuai dengan agama dan keyakinannya," kata Ma'ruf.
Sesuai hasil riset Inventure Knowledge tahun 2020 tentang Millennial Muslim Megashifts, menyimpulkan bahwa generasi yang popular disebut Gen-Sy (Gen-si) didominasi anak muda yang akrab dengan produk dan layanan perbankan syariah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.