Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Kesuksesan Pemilu 2024, Mendagri Ajukan Anggaran Rp 1,902 Triliun

Kompas.com - 09/06/2021, 14:04 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan, pihaknya mengajukan anggaran 2022 sebesar Rp 1,902 triliun dalam rangka mendukung pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Untuk itu, dia berharap DPR dapat menyetujui dan mengakomodasi kebutuhan anggaran itu dalam pagu anggaran tahun 2022.

"Berkaitan dengan hal tersebut, mohon dukungan dari Komisi II DPR RI, agar kebutuhan anggaran sebesar lebih kurang Rp 1,902 triliun dapat disetujui dan diakomodir dalam pagu anggaran Kemendagri tahun 2022," kata Tito dalam rapat kerja dan rapat dengar pendapat bersama Komisi II DPR, Rabu (9/6/2021).

Baca juga: Curhat Menteri Investasi ke DPR: Naik Level Jadi Kementerian, tapi Anggaran Diturunkan

Ia mengungkapkan, jumlah nominal tersebut didapat berdasarkan hasil rapat koordinasi antara Kemendagri, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan pihak terkait lainnya.

Adapun rapat koordinasi itu, kata Tito, berlangsung pada 23 Maret 2021.

Lebih lanjut, Tito mengaku telah merinci pembagian alokasi dana Rp 1,902 triliun ke dalam beberapa kelompok.

Pertama, untuk Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum (Dirjen Polpum) akan dialokasikan sebesar Rp 1,6 triliun.

"Mulai dari pengembangan teknologi, informasi layanan publik yang terintegrasi. Kemudian seleksi penyelenggara Komisioner KPU dan Bawaslu. Gerakan atau kampanye partisipasi masyarakat sukses Pemilu serentak 2024. Kemudian forum komunikasi sosial politik dalam rangka untuk mendukung suksesnya Pemilu serentak dan lain-lain," jelasnya.

Baca juga: Polri Usul Tambahan Anggaran Rp 28,584 Triliun, Rp 63,7 Miliar untuk Pengamanan Ibu Kota Baru

Kemudian, lanjut Tito, untuk Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan (Ditjen Adwil) akan digelontorkan dana sebesar Rp 5,3 miliar.

Dana itu digunakan untuk banyak hal di antaranya peningkatan peran camat dalam rangka kelancaran tahapan penyelenggaraan pemilu hingga masalah keamanan akibat pandemi Covid-19.

"Untuk koordinasi peningkatan peran camat dalam rangka kelancaran tahapan penyelenggaraan pemilu pilkada serentak 2024, pemetaan daerah rawan konflik 2024, kemudian pemetaan daerah rawan gangguan ketentraman ketertiban umum dan lain-lain. Termasuk masalah keamanan dari pandemi Covid-19," terang Tito.

Lebih lanjut, dana Rp 1,902 triliun itu juga akan dialokasikan untuk Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) sebesar Rp 282,275 miliar.

Baca juga: Firli Usulkan Pagu Anggaran KPK Sebesar Rp 1,49 Triliun, Naik Rp 403 Miliar

Alokasi dana itu digunakan untuk antara lain sinkronisasi data kependudukan dengan data sistem data pemilih (SIDALIH) per 2022, dan penyiapan data daftar penduduk potensial pemilih pemilihan (DP4).

"Pendataan blangko KTP Elektronik, pendataan dan penerbitan dokumen penduduk rentan adminduk dalam rangka persiapan pemilu dan pilkada serentak tahun 2024. Fasilitasi Pencatatan Perubahan Status Kewarganegaraan, dan percepatan penyelesaian perekaman dan pencetakan KTP Elektronik," ungkapnya.

Tito berharap, dengan adanya dana tersebut, Pemilu dan Pilkada serentak pada 2024 akan berjalan aman dan dalam suasana demokratis.

Terlebih, Tito berharap akan adanya partisipasi pemilih yang juga tinggi agar memberikan legitimasi kepada siapapun yang terpilih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com