Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Sebut 27 Kasus Kematian Tidak Terkait Vaksin Sinovac

Kompas.com - 26/05/2021, 07:22 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebutkan, dugaan 27 kasus kematian akibat vaksinasi menggunakan vaksin Sinovac tidak terbukti.

Berdasarkan hasil investigasi Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), semua kasus kematian itu tidak terkait dengan vaksin.

"Ada 27 kasus kematian yang diduga terkait dengan vaksin Sinovac. Tapi, setelah diinvestigasi, kematian tersebut tidak terkait vaksinasi," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (25/5/2021).

Baca juga: 30 Orang Meninggal Usai Vaksinasi Covid-19, Komnas KIPI Sebut karena Penyakit Jantung hingga Diabetes

Menurut Wiku, dari 27 kematian, 10 kasus terjadi akibat infeksi Covid-19. Kemudian, 14 kasus akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.

Sementara satu kasus karena gangguan fungsi ginjal secara mendadak dan dua orang lainnya karena diabetes melitus serta hipertensi yang tidak terkontrol.

Terkait hasil investigasi, Wiku mengatakan, tahapan pra-vaksinasi menjadi penting dan krusial.

 

Dalam tahap itu, vaksinator memastikan vaksin diberikan kepada individu yang benar-benar dalam kondisi sehat. Selain memastikan prosedur medis, langkah ini juga untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan.

Ia menekankan, sebelum divaksinasi, penerima vaksin berhak mendapat sejumlah pelayanan, seperti screening riwayat penyakit, kontak erat, perjalanan, dan konsumsi obat. Kemudian, pemeriksaan tanda vital, seperti tekanan darah.

"Komunikasi terkait keamanan vaksin untuk meningkatkan rasa aman pasien dan penyediaan fasilitas untuk memberikan kenyamanan kepada pasien, seperti bilik khusus kepada pasien berhijab dan posisi penyuntikan yang nyaman," ujar Wiku.

Baca juga: 3 Orang Meninggal Usai Divaksin AstraZeneca, Ini Penjelasan Komnas KIPI

Wiku menyebutkan, berbagai kejadian ikutan pasca-imunisasi yang ditemukan di lapangan dapat menjadi bahan evaluasi vaksinasi ke depan.

"Baik untuk peningkatan kualitas pelayanan maupun pengingat bagi masyarakat untuk benar-benar memperhatikan kondisi tubuhnya sebelum menerima vaksin," kata dia.

Adapun jumlah warga yang sudah divaksinasi Covid-19 dosis kedua mencapai 10.125.480 orang pada Selasa (25/5/2021).

Masyarakat yang divaksin yakni dari kalangan tenaga kesehatan, petugas publik, dan lansia. Mereka adalah sasaran pada program vaksinasi tahap kedua.

Sedangkan jumlah warga yang sudah divaksin dosis pertama sebanyak 15.330.306 orang. Pada vaksinasi tahap kedua, pemerintah menargetkan 40.349.049 orang sebagai sasaran vaksinasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com