Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NASIONAL] 1.672.880 Kasus Covid-19 dan Rencana Sosialisasi Vaksin Gotong Royong | Efek Gentar dari Penangkapan Munarman

Kompas.com - 03/05/2021, 10:13 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Hingga kini jumlahnya telah mencapai 1.672.880 kasus pada Sabtu (1/5/2021).

Seiring penambahan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia, pemerintah berupaya menekannya dengan menggalakkan program vaksinasi.

Salah satu program vaksinasi yang akan digenjot pemerintah untuk menekan laju penularan Covid-19 ialah vaksinasi gotong royong.

Vaksinasi gotong royong ialah program penyuntikkan vaksin yang dilakukan perusahaan kepada karyawannya. Saat ini detail aturan vaksinasi gotong royong masih digodok dan akan segera disosialisasikan.

Informasi mengenai sosialisasi vaksinasi gotong royong pun menjadi yang paling banyak dicari oleh para pembaca Kompas.com.

Artikel yang berisikan tentang naiknya jumlah kasus Covid-19 beserta rencanan sosialisasi vaksinasi gotong royong pun menjadi berita terpopuler di desk nasional Kompas.com.

Selain itu, artikel yang berisikan tentang efek gentar terhadap kelompok ekstremisme yang muncul usai ditangkapnya eks Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) juga menarik perhatian para pembaca Kompas.com. 

Artikel tersebut masuk ke dalam deretan berita populer di Kompas.com.

Berikut paparannya:

1. 1.672.880 Kasus Covid-19 dan Rencana Sosialisasi Vaksin Gotong Royong

Kamar Dagang dan Investasi Indonesia (Kadin) akan menyosialisasikan program vaksinasi gotong royong, pada Selasa (4/5/2021) pekan depan.

Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani berharap penyuntikan vaksin Covid-19 gotong royong dapat dimulai pada 9 Mei 2021.

"Kita akan lakukan sosialisasi pada hari Selasa ke perusahaan ini. Kita siapkan vaksin center untuk perusahaan kecil dan UMKM," kata Rosan kepada Kompas.com, Sabtu (1/5/2021).

Selengkapnya baca juga: 1.672.880 Kasus Covid-19 Indonesia dan Rencana Sosialisasi Vaksin Gotong Royong

2. Efek Gentar dari Penangkapan Munarman

Peneliti dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai, penangkapan mantan petinggi Front Pembela Islam (FPI), Munarman memberikan efek deteren atau efek gentar terhadap kelompok esktremisme.

"Ini adalah gebrakan yang sangat besar bukan hanya pada titik penangkapan Munarman, tapi lebih besar lagi bagaimana itu memberikan efek deteren bagi kelompok yang simpatisan pada tindakan ekstremisme dan ini sebagian memang berada di FPI," ujar Bambang dalam diskusi virtual di Medcom.id, Minggu (2/5/2021).

Di samping itu, Ia menyebut penangkapan Munarman juga sebagai langkah pencegahan agar tidak semakin timbul kebencian kepada pemerintah dan kepolisian yang mengarah pada tindakan ekstremisme.

Selengkapnya baca juga: Penangkapan Munarman Dinilai Beri Efek Gentar ke Kelompok Ekstremisme

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com