Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/03/2021, 13:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyebut, Indonesia menganut keterbukaan ekonomi. Ia juga mengaskan bahwa bangsa Indonesia tidak menyukai proteksionisme.

Hal ini Jokowi sampaikan menyusul pernyataannya tentang menggaungkan benci produk dari luar negeri dan cinta produk buatan negeri.

"Sekali lagi saya tegaskan bahwa kita ini menganut keterbukaan ekonomi, menganut keterbukaan ekonomi, nggak ada yang kita tutup-tutup," kata Jokowi saat membuka rapat kerja nasional XVII HIPMI tahun 2021 di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/3/2021).

"Tapi saya tegaskan bahwa kita juga bukan bangsa yang menyukai proteksionisme, enggak. Karena sejarah membuktikan bahwa proteksionisme itu justru merugikan," tuturnya.

Meski tak menyukai proteksionisme, kata Jokowi, Indonesia juga tidak boleh menjadi korban unfair practices (praktik tidak adil) dari perdagangan dunia.

Baca juga: Jokowi: Saya Tak Mau Ada Praktik Perdagangan Tak Adil dan Bahayakan UMKM


Ia mengingatkan bahwa saat ini terdapat praktik-praktik perdagangan yang tidak adil. Praktik tersebut, kata dia, dapat membahayakan bahkan membunuh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Saya tidak mau ada praktik-praktik perdagangan yang tidak fair apalagi membahayakan UMKM. Itu tidak boleh ada," ujarnya.

Jokowi mengaku bahwa dirinya telah berulang kali mengingatkan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi untuk mengantisipasi hal ini. Antisipasi dilakukan di antaranya dengan menghubungkan kerja sama antara swasta, pengusaha daerah, hingga BUMN.

Ia menyebut, potensi daya beli masyarakat di Indonesia sangat besar lantaran jumlah penduduk Tanah Air mencapai 270 juta jiwa.

Dengan besarnya potensi daya beli itu, semestinya ekonomi nasional dapat terdongkrak jika ada loyalitas konsumen.

Namun, untuk mencapai hal tersebut, produk-produk dalam negeri harus mampu bersaing dengan harga yang kompetitif dan barang yang berkualitas.

Baca juga: Jokowi Persilakan Teknologi Didatangkan dari Perusahaan Luar, asalkan...

Oleh karenanya, produsen mesti terus memperbaiki kualitas, pengemasan, hingga desain produk yang disesuaikan dengan tren pasar.

"Kemudian ajarkan kepada masyarakat sekali lagi untuk cinta dan bangga terhadap produk Indonesia dan tidak suka pada produk-produk dari luar," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, tak ada yang salah dengan ajakannya untuk mencintai produk Indonesia dan membenci produk asing.

Menurut dia, ajakan benci produk luar negeri ia sampaikan agar masyarakat Indonesia loyal terhadap produk-produk dalam negeri.

"Masa nggak boleh kita nggak suka? Kan boleh saja tidak suka pada produk asing, gitu aja rame. Saya ngomong benci produk asing, gitu aja rame. Boleh kan kita tidak suka pada produk asing," tuturnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com