Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Berkorban dan Berempatilah dengan Tinggal di Rumah, Kasihan Tenaga Kesehatan..."

Kompas.com - 13/02/2021, 17:08 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Syaraswati Hadinegoro mengatakan, masa-masa pandemi diibaratkan sebagai masa tirakat.

Masa tirakat tersebut, kata dia, juga masih berlaku untuk tahun 2021.

Ia mengajak semua pihak tetap prihatin di masa pandemi, salah satunya dengan tetap tinggal di rumah.

"Tahun ini masih tahun prihatin. Kalau tirakat ya benar-benar tirakat, sementara berkorban dan berempati ke yang lain dengan tinggal di rumah dulu. Kasihan para tenaga kesehatan," kata Sri dalam keterangan tertulis, Jumat (12/2/2021).

Baca juga: UPDATE 13 Februari: 1.060.326 Tenaga Kesehatan Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Pertama

Pandemi Covid-19, lanjut dia, hanya mampu diatasi secara bersama.

Pemerintah dengan menggiatkan 3T, yaitu testing, tracing, dan treatment, sedangkan masyarakat harus taat protokol kesehatan 3M.

Ia menambahkan, protokol kesehatan juga masih digunakan di luar negeri hingga saat ini untuk menjadi salah satu cara memutus mata rantai penularan Covid-19.

"Saya yakin Indonesia mampu segera keluar dari pandemi Covid-19 jika semuanya mau bergandengan tangan secara konstan," ujarnya.

Sri memiliki alasan untuk kembali mengingatkan semua pihak menjalankan protokol kesehatan.

Baca juga: Wagub DKI Sebut Vaksinasi Covid-19 terhadap Nakes di Jakarta Sudah 88 Persen

Ia melihat ada kecenderungan turunnya tingkat kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan 3M.

Ia melihat ada pasang surut dalam praktik protokol kesehatan tersebut. Sri menduga, kejenuhan menjadi salah satu alasan rendahnya disiplin protokol kesehatan.

"Ini kaitannya dengan mengubah perilaku, jadi perlu waktu dan ketelatenan. Sama halnya dengan perilaku disiplin memakai helm dan seatbelt. Tapi saat ini kita berpacu dengan waktu sehingga perilaku hidup sehat ini harus dijalankan segera," tegasnya.

Di sisi lain, ia juga menilai bahwa sanksi terhadap pelanggar protokol kesehatan tidak mempan.

Baca juga: Bermula Ikuti Jejak Kaki, Petugas Temukan Pasien Covid-19 Sembunyi di Selokan, Ini Ceritanya

Oleh karena itu, ia mengatakan perlu adanya sanksi yang mampu menggugah masyarakat agar disiplin.

Dia mengatakan, salah satu contoh disiplin protokol kesehatan seharusnya bisa diajarkan oleh pemimpin, seperti pejabat atau pemuka masyarakat.

"Dengan adanya PPKM mikro, pejabat atau pemuka masyarakat dalam lingkungan kecil bisa menjadi panutan dan mengimbau kembali dengan bahasa dan tata cara lokal," tutur Sri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com