Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Data Pasien Covid-19 Meninggal Meningkat 3 Bulan Terakhir karena Kapasitas RS Sudah Penuh

Kompas.com - 27/01/2021, 17:15 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, angka kematian pasien Covid-19 yang meningkat sudah terjadi sejak tiga bulan yang lalu.

Ini menurutnya berkaitan erat dengan kapasitas rumah sakit yang mulai menipis.

"Data sekarang lihat, yang meninggal sudah banyak sekitar 28.000. Itu meningkat dalam tiga bulan terakhir karena kapasitas pelayanannya sudah penuh," jelas Miko saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/1/2021).

Rumah sakit yang tak lagi dapat menampung pasien tersebut, kata dia, membuat masyarakat sulit untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

Baca juga: Direktur RSUD Depok: Kami Tambah ICU dan Ruang Isolasi Pasien Covid-19, Langsung Penuh Lagi

Jika ini terus dibiarkan, akan banyak pasien Covid-19 meninggal karena tak mendapat pertolongan segera dan ini bakal menjadi skenario terburuk pandemi Covid-19 di Indonesia.

"Kalau ini dibiarkan ya bentar lagi juga bakal penuh. Kalau penuh itu akan menimbulkan keresahan di masyarakat, data pasien Covid akan banyak yang meninggal," kata Miko.

Ia enggan menggunakan istilah kata rumah sakit kolaps, melainkan rumah sakit akan penuh dan tak bisa lagi menampung pasien.

Melihat hal ini, ia menekankan agar rumah sakit menambah fasilitas pelayanan kesehatan untuk pasien Covid-19.

"Semua daerah kan sudah diminta untuk mempersiapkan rumah sakit tambahan. Bahkan Bogor membangun rumah sakit lapangan istilahnya," imbuh Miko.

Baca juga: Kegundahan Amelia, Dokter yang Terpaksa Memilih Pasien karena Ruang ICU Khusus Covid-19 Penuh

Hal ini menurutnya juga sudah diminta oleh Kementerian Kesehatan melalu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Menkes secara khusus meminta agar rumah sakit rujukan Covid-19 menambah jumlah tempat tidur sekitar 30-40 persen untuk mengantisipasi lonjakan kasus.

Menurut dia, penambahan jumlah tempat tidur tersebut harus terus dikerahkan hingga akhir 2021.

Hal ini didasari dari pandangannya bahwa vaksin Covid-19 tidak banyak menurunkan kasus.

Sehingga, ia meminta agar kesiapan cadangan pelayanan kesehatan tetap ada hingga akhir 2021 seiring penambahan jumlah dosis vaksin.

"Jadi harus direncanakan sampai Desember 2021 begitu soal kesiapan cadangan pelayanan kesehatannya. Mulai dari sarana prasarana di rumah sakit misalnya," kata dia.

Baca juga: Rumah Sakit di Jakarta Penuh, Wisma Atlet Kesulitan Rujuk Pasien Covid-19 Gejala Berat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com