JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo telah mengirimkan Surat Presiden kepada DPR yang berisikan nama Kapolri yang dia calonkan. Presiden Jokowi mencalonkan Kabareksrim Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri.
Nantinya DPR akan menggelar uji kepatutan dan kelayakan terhadapListyo pekan depan sebagai syarat pemilihan orang nomor satu di Korps Bhayangkara.
Artikel tentang dicalonkannya nama Listyo sebagai Kapolri menarik minat pembaca Kompas.com dan menjadikannya berita terpopuler di desk nasional Kompas.com.
Selain itu, proses pencarian Sriwijaya Air SJ 182 yang terus berlanjut juga masih menarik minat pembaca Kompas.com.
Kini tim SAR gabungan yang terdiri dari Badan SAR Nasional (Basarnas) dan TNI memfokuskan pencarian untuk menemukan cockpit voice recorder (CVR) atau perekam suara di kokpit.
CVR merupakan bagian penting dari kotak hitam yang berisikan rekaman suara pilot dan kopilot di dalam kokpit. Sebelumnya tim SAR gabungan berhasil menemukan satu bagian dari kotak hitam yakni flight data recorder (FDR) atau perekam data penerbangan.
Informasi mengenai pencarian CVR Sriwijaya Air SJ 182 masih menarik perhatian pembaca Kompas.com dan menjadikannya sebagai berita populer di desk nasional Kompas.com.
Berikut paparannya:
1. Komjen Listyo dicalonkan sebagai Kapolri
Presiden Joko Widodo menyampaikan usulan nama calon tunggal Kapolri ke DPR pada Rabu (13/1/2021).
Nama calon Kapolri pilihan Jokowi itu jatuh kepada Komjen Listyo Sigit Prabowo, yang saat ini menjabat Kepala Bareskrim Polri.
"Bapak Presiden menyampaikan usulan pejabat Kapolri dengan nama tunggal yaitu Bapak Drs Listyo Sigit Prabowo MSi yang saat ini menjabat sebagai Kabareskrim di Polri," ujar Ketua DPR Puan Maharani dalam konferensi pers di Gedung DPR.
Selengkapnya baca juga: Komjen Listyo Sigit Prabowo Jadi Calon Tunggal Kapolri Pilihan Jokowi
2. Temuan kotak hitam Sriwijaya Air SJ 182
Teka-teki jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB mulai mengarah ke titik terang.
Berdasarkan hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), sistem pesawat dengan rute Jakarta-Pontianak tersebut masih berfungsi sesaat sebelum terbentur ke permukaan air.
Merujuk data radar ADS-B dari Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia), sistem pesawat masih benar-benar berfungsi ketika masih mengudara.
Sistem pesawat terdeteksi masih berjalan setidaknya hingga berada di ketinggian 250 kaki dari permukaan laut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.