Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Megawati Sentil Jokowi soal Akurasi Data Desa...

Kompas.com - 10/01/2021, 17:23 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyentil Presiden Joko Widodo soal akurasi data desa.

Megawati mengatakan, hingga sejauh ini Indonesia merdeka, akurasi data desa tidak berjalan dengan baik.

Hal ini ia katakan langsung di hadapan Jokowi dalam acara peringatan HUT PDI-P ke-48 secara virtual, Minggu (10/1/2021).

"Bapak Presiden, saya harus kalau urusan ini saya ingin curhat. Yang namanya dari zaman dulu kok sampai sekarang sudah 75 tahun merdeka, yang namanya dokumentasi kita, yang namanya data dan sebagainya, kok masih saja, boleh saya ngomong panjang masih saja, akurasinya tidak berjalan dengan benar," kata Megawati sambil memberi penekanan yang panjang pada kata 'masih'.

Baca juga: Singgung Situasi AS, Megawati: Alhamdulillah Saya Warga Indonesia

Sejatinya, Megawati ingin agar data desa tersedia secara komprehensif dan transparan.

Ia bahkan bermimpi data desa dapat diakses secara mudah seperti halnya membuka YouTube.

"Lalu kalau mau mencari begitu, rasanya mbok ya data kita itu, seperti agak bermimpi kita bisa seperti YouTube begitu, dibuka langsung gelar, dibuka langsung gelar," ujarnya.

Menurut Megawati, desa merupakan ujung tombak pemerintahan. Desa merupakan garda terdepan agar program pembangunan di segala bidang kehidupan dapat menjadi tepat guna.

Oleh karenanya, dibutuhkan data desa yang transparan, akuntabel, dan berbasis pada data hasil riset nasional yang dapat dipertanggungjawabakan secara ideologis, etis, dan ilmiah.

Baca juga: Saat Megawati Tolak Permintaan Bush Ekstradisi Ba’asyir ke Guantanamo

Megawati pun mencontohkan bahwa pembangunan Gelora Bung Karno (GBK) di Ibu Kota melibatkan sekitar 600 peneliti dan perekayasa dari sejumlah perguruan tinggi.

Dengan tersedianya sumber daya melimpah, ia yakin pendataan nasional dapat dilakukan secara komprehensif.

"Kita punya banyak putra putri bangsa yang memiliki kemampuan yang bisa diandalkan untuk kepentingan dan kemajuan nasional, termasuk soal sistem pendataan nasional," ujarnya.

Megawati menyebutkan, sudah saatnya Indonesia memiliki data tunggal yang digunakan oleh seluruh kementerian dan lembaga negara dari tingkat pusat hingga daerah.

Baca juga: Jika Tak Puas Covid-19 Masyarakat Salahkan Pemerintah, Megawati: Enak Saja!

Untuk membangun Indonesia, kata dia, harus dilakukan dari desa. Jika desa kuat, diyakini Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri

"Sekali lagi, pendataan tersebut harus dimulai dari desa. Dengan melibatkan partisipasi warga, agar mampu menggambarkan secara nyata kondisi dan kebutuhan rakyat yang sesungguhnya, memetakan potensi ekonomi desa untuk dijadikan kekuatan ekonomi bangsa," kata Megawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com