Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Ingatkan Terjadinya Pandemi Covid-19 Gelombang Ketiga di Sejumlah Negara

Kompas.com - 06/01/2021, 08:05 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan bahwa terdapat sejumlah negara yang terancam mengalami pandemi Covid-19 gelombang ketiga.

Gelombang ini menunjukkan adanya kondisi kenaikan kasus virus corona secara signifikan pada periode tertentu.

"Jika gelombang ketiga terjadi, maka kenaikan kasus yang terjadi akan terjadi untuk kali ketiga," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (5/1/2021).

Di negara yang mengalami pandemi gelombang ketiga, virus menyebar ke lapisan masyarakat yang lebih luas.

Baca juga: Alami Gelombang Ketiga, Jepang Laporkan 1.054 Kasus Corona dalam Sehari

Selain itu, klaster penularan virus pada sektor sosial dan ekonomi juga mengalami peningkatan, setelah sebelumnya sempat melandai.

Wiku mencontohkan, kondisi demikian terjadi di Jepang. Di negara tersebut, kasus Covid-19 banyak muncul di tempat kerja.

Menurut Wiku, terjadinya keterlambatan dalam antisipasi lonjakan kasus ini disebabkan karena ketidaksiapan daerah dalam melakukan mitigasi.

Mitigasi penanganan Covid-19 yang baik, kata dia, meliputi upaya kuratif berupa persiapan fasilitas kesehatan yang memadai, serta upaya preventif dengan penegakan disipilin protokol kesehatan.

"Walaupun negara yang tergolong maju dari segi penanganan kesehatan yang baik dengan fasiltias yang lengkap, nyatanya belum tentu dapat mampu menopang perkembangan kasus jika tidak disertai dengan kepatuhan protokol kesehatan," ujar Wiku.

Baca juga: Saat WHO Khawatirkan Terjangan Gelombang Ketiga Covid-19 di Eropa...

Wiku mengatakan, saat ini Indonesia tengah berupaya untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19.

Hal ini dilakukan di antaranya melalui pembuatan pedoman rekayasa pelayanan kesehatan jika terjadi lonjakan kasus, hingga penguatan koordinasi antara Satgas Penanganan Covid-19 tingkat nasional sampai kelurahan untuk mendukung upaya perubahan perilaku disiplin protokol kesehatan.

Pemerintah juga berupaya membatasi mobilitas penduduk di dalam dan luar negeri guna mencegah adanya imported case (kasus impor) dari daerah atau negara lain.

"Upaya pemerintah ini tidak akan berhasil tanpa partisipasi dari masyarakat, sehingga kami memohon kerja sama masyarakat untuk menegakkan kepatuhan terhadap peraturan yang dibuat," kata Wiku.

"Jadikan hal ini sebagai momentum untuk masyarakat berpartisipasi dalam penanganan Covid-19 dengan mematuhi protokol kesehatan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com