Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua MPR: Pemerintah Jangan Beri Ruang Spekulasi Jual-Beli Vaksin Covid-19 Mandiri

Kompas.com - 14/12/2020, 18:49 WIB
Tsarina Maharani,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengingatkan pemerintah dengan tegas tidak memberikan ruang spekulasi adanya jual-beli vaksin Covid-19 jalur mandiri.

Bambang mengatakan pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dan PT Bio Farma harus meningkatkan sosialisasi soal pengadaan dan pemberian vaksin di Tanah Air.

"Meminta pemerintah tidak memberi ruang bagi spekulasi jual-beli vaksin Covid-19 jalur mandiri," kata Bambang dalam keterangan tertulis, Senin (14/12/2020).

Baca juga: Kemenkes: Kondisi Geografis Indonesia Jadi Kendala Distribusi Vaksin Covid-19

Pernyataan Bambang menyusul adanya sejumlah rumah sakit swasta yang mulai memberikan pengumuman pemesanan vaksin Covid-19 secara mandiri kepada masyarakat.

Beberapa rumah sakit swasta yang menyampaikan pengumuman itu di antaranya RSU Bunda Jakarta dan RS Universitas Islam Indonesia (UII).

Menurut Bambang, apa yang dilakukan sejumlah rumah sakit swasta itu terburu-buru. Padahal, ketersediaan vaksin Covid-19 belum ditetapkan pemerintah.

Harga serta metode distribusi vaksin juga belum diatur. Mekanisme vaksin mandiri masih direncanakan.

"Segala sesuatu tentang vaksin Corona dan vaksinasi masih dalam tahap perencanaan dan pembahasan, siapa pun hendaknya tidak berspekulasi guna menghindari kerugian masyarakat," ucapnya.

Sementara itu, saat ini pemerintah baru mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin yang dibeli dari perusahaan farmasi asal China, yaitu Sinovac. Bakal ada 1,8 juta dosis berikutnya yang datang dalam waktu dekat.

Sebanyak tiga juta dosis vaksin itu rencananya diprioritaskan bagi tenaga kesehatan di Pulau Jawa-Bali. Itu pun masih harus menunggu izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari BPOM.

Selebihnya akan diberikan secara bertahap sesuai dengan ketersediaan vaksin.

Karena itu, Bambang meminta masyarakat juga berhati-hati terhadap informasi soal vaksin Covid-19. Ia mengingatkan masyarakat agar menunggu informasi dari pemerintah.

"Untuk kebutuhan jalur mandiri, vaksinnya memang belum ada. Karena ketentuan persyaratannya cukup ketat, masyarakat harus berhati-hati dan menunggu informasi resmi dari pemerintah. Termasuk informasi dari Satgas Covid-19 maupun dari Bio Farma sendiri," ucapnya.

Perihal tawaran vaksin dari RS swasta itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Wiku Adiasmito telah buka suara.

Wiku mengatakan hingga saat ini pemerintah belum mengumumkan pemberian vaksin melalui RS swasta. Dia menegaskan, semua fasilitas kesehatan perlu mengikuti kebijakan pemerintah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com