Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bio Farma: Tenaga Kesehatan Diberi Vaksin Covid-19 Setelah Izin Daruratnya Terbit

Kompas.com - 08/12/2020, 10:55 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, para tenaga kesehatan akan disuntik vaksin Covid-19 setelah izin penggunaan darurat vaksin tersebut terbit.

Dia menjelaskan, vaksin buatan perusahaan biofarmasi Sinovac asal Cina yang sudah diterima pemerintah itu memang diprioritaskan untuk tenaga kesehatan.

"Saat ini pemerintah berupaya untuk memberikan perlindungan Kepada pelayanan kesehatan, para front liner dengan memberikan vaksin Covid 19," ujar Honesti dalam konferensi pers virtual "Perencanaan Distribusi dan Quality Control Vaksin Covid-19" yang ditayangkan Kemenkominfo TV, Selasa (8/12/2020).

"Tentunya, pemberian (vaksin) ini setelah mendapatkan izin darurat atau Emergency Use Authorization (EUA)," lanjutnya.

Baca juga: Bio Farma: Vaksin Sinovac yang Baru Tiba Diprioritaskan untuk Tenaga Kesehatan

Dia berharap, hadirnya vaksin Covid-19 bagi tenaga kesehatan ini bisa memberikan keamanan dan perlindungan bagi mereka yang berhadapan langsung dengan pasien Covid-19.

Lebih lanjut Honesti mengungkapkan, total ada tiga juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac yang disiapkan pemerintah.

Dari total tiga juta itu sebanyak 1,2 juta dosis vaksin sudah datang di Indonesia pada Minggu (6/12/2020).

Vaksin yang baru datang ini adalah vaksin siap suntik kemasan single dose.

"Total vaksin yang kami terima adalah 1.200.568 vial (kemasan). Yang mana 568 vial ini dialokasikan untuk dilakukan pengujian mutu oleh PT Bio Farma maupun di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca juga: UPDATE: 581.550 Kasus Covid-19 di Tanah Air dan Izin Distribusi Vaksin

Diberitakan, induk perusahaan Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma terpilih sebagai salah satu Potential Drug Manufacturer oleh Coalition for Epidemic Preparedness Innovations for Covid-19 (CEPI).

Hal tersebut merupakan kelanjutan dari hasil due diligence pada 15 September 2020 lalu yang memberikan penilaian pada aspek sistem produksi vaksin dan mutunya, sistem analitik laboratorium, dan sistem teknologi informasi yang digunakan Bio Farma dalam memproduksi vaksin.

CEPI sendiri merupakan koalisi pemerintah-swasta dan filantropis, yang berpusat di Norwegia, memiliki tujuan untuk mengatasi epidemi, dengan cara mempercepat pengembangan vaksinnya. Salah satu pendiri CEPI, yakni Bill & Melinda Gates Foundation.

CEPI juga bertujuan untuk mengembangkan fase awal vaksin, yang aman, efektif dan terjangkau yang dapat membantu menahan wabah sedini mungkin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com