Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lonjakan Kasus Covid-19, Epidemiolog Ingatkan Pemerintah Lakukan Testing Massal di Lokasi Kerumunan

Kompas.com - 15/11/2020, 20:14 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga Laura Navika Yamani mengingatkan pemerintah terkait masih banyaknya aksi kerumunan di tengah pandemi.

Ia pun mengatakan, pemerintah seharusnya menganggap lebih konsekuen dalam risiko penyebaran Covid-19 yang berasal dari kerumunan.

Caranya, dengan melakukan testing aktif dan massal di lokasi kerumunan.

"Seperti kemarin kondisi kerumunan dan banyak simpatisan dari Habib Rizieq di Bandara Soekarno-Hatta. Pemerintah harus dengan konsekuensi risiko penyebaran Covid-19, dengan melakukan testing aktif dan massal pada lokasi atau asal dari populasi yang melakukan kerumunan," kata Laura saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/11/2020).

Baca juga: Didenda Rp 50 Juta, Keluarga Rizieq Shihab Jelaskan Alasan Langgar Protokol Kesehatan

Hal tersebut, lanjut dia, sudah merupakan tugas pemerintah untuk usaha pengendalian pandemi dengan menekan penyebaran Covid-19.

Oleh karenanya, ia mengusulkan agar pemerintah lebih meningkatkan pengendalian dengan menyesuaikan kondisi yang ada di masyarakat.

"Caranya ya dengan 3T itu yaitu testing, tracing, dan treatment. Jadi jika ada kegiatan yang dengan kerumunan, pemerintah sigap dalam menemukan kasus dan melakukan isolasi untuk mencegahb terjadinya penyebaran yang meluas," kata dia.

Baca juga: 10.000 Tamu Resepsi Putri Rizieq Shihab di Tengah Pandemi yang Difasilitasi Negara...

Laura menambahkan, dengan ini, pemerintah harus menjemput bola melakukan pemeriksaan random di tempat-tempat asal dari orang-orang di kerumunan.

Hal tersebut menurutnya semata untuk memastikan agar penyebaran Covid-19 tidak terjadi.

Di sisi lain, ia juga mengingatkan agar pemerintah memerhatikan jumlah pemeriksaan yang dilakukan di Indonesia harus bisa menurunkan angka positivity rate sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) di bawah 5 persen.

"Artinya ya jumlah testing dan tracing harus ditingkatkan di komunitas masyarakat," pungkasnya.

Baca juga: Kerumunan Massa di Petamburan, Pemprov DKI Belum Berencana Swab Massal

Sementara itu, dihubungi terpisah, Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengusulkan kapasitas testing yang ditinggikan.

Hal ini dikarenakan, menurut dia, kapasitas testing di Indonesia masih terbilang rendah.

"Jadi harus di kisaran. Kalau saya saat ini mengajukan 100.000 testing sehari untuk mengejar ketertinggalan," kata Dicky saat dihubungi, Minggu (15/11/2020).

Selain itu, ia juga senada dengan Laura bahwa peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia dikarenakan masih adanya keramaian.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com