Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Tahap Pembuatan Vaksin Covid-19?

Kompas.com - 10/11/2020, 16:34 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjajaran, Kusnandi Rusmil, menjelaskan sejumlah tahapan dalam pembuatan vaksin Covid-19. Tahap pertama, dimulai dengan mencari antigen.

"Antigen itu bakal vaksin. Kedua, bakal vaksin itu diuji dulu secara fisika dan kimia, stabil atau tidak," ujar Kusnandi dalam gelar wicara Forum Merdeka Barat yang digelar secara daring, Selasa (10/11/2020).

Baca juga: Semua Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac Selesai Disuntik, Tinggal Pengamatan

Tahap ketiga, apabila antigen tersebut stabil setelah diuji secara fisika dan kimia stabil, bakal vaksin kemudian diuji pada binatang. Menurut Kusnandi biasanya uji coba dilakukan terhadap tikus dan monyet.

"Pada keduanya ini bakal vaksin disuntikan. Suntik ini bukan suntik biasa tapi intravena. Ini dilihat dampaknya kepada organ-organ tubuh seperti paru-paru, otak, usus, dan sebagainya," tutur Kusnandi.

Baca juga: Populi Center: 40 Persen Responden Tak Akan Mau Gunakan Vaksin Covid-19

Tahap keempat, jika uji coba menunjukkan dampak yang baik, selanjutnya dilakukan uji klinis fase satu pada manusia. Uji klinis satu pada manusia itu dilakukan kurang lebih terhadap 80 sampai 100 orang.

"Itu dilihat keamanannya. Terutama pada fase satu dan dilihat juga imunogutas-nya," ungkap Kusnandi.

Tahap kelima, yakni uji klinis vaksin fase dua untuk melihat imunogenitas dan dosisnya. Uji coba pada tahap ini biasanya melibatkan ratusan orang.

Baca juga: TNI Berencana Bangun Laboratorium Vaksin di Pulau Galang

Tahap keenam, uji klinis vaksin fase tiga yang melibatkan ribuan orang. Pada fase ketiga ini pengujian dilakukan di sejumlah tempat.

"Dilihat apakah itu hasilnya sama atau tidak. Misal uji klinis di Indonesia bersama dengan Brazil, UEA, Turki dan India," kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran ini.

"Nanti WHO akan melihat hasilnya apakah sama atau tidak. Nanti WHO akan berikan suatu disposisi bahwa vaksin ini bisa digunakan di seluruh dunia," ucap Kusnandi.

Sementara di Indonesia, penilaian hasil uji vaksin dilakukan oleh BPOM. BPOM juga akan memberikan surat pemberitahuan kepada WHO. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com