Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UI Serahkan 600.000 Unit Flocked Swab Buatannya untuk Bantu Tes Swab Covid-19

Kompas.com - 22/10/2020, 23:01 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 600.000 unit Flocked Swab HS-19 karya Universitas Indonesia (UI) diserahkan kepada rumah sakit jaringan UI serta Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Flocked Swab HS-19 merupakan alat pengumpul spesimen Covid-19 yang digunakan saat melakukan tes swab dengan menggunakan mesin Polymerase Chain Reaction (PCR).

Alat tersebut merupakan karya inovatif konsorsium UI yang terdiri atas para ahli dan peneliti dari Research Center for Biomedical Engineering (RCBE) Fakultas Teknik UI (FTUI), peneliti Fakultas Kedokteran (FKUI), dan berkolaborasi dengan para mitra industri.

Flocked Swab Made in Indonesia HS-19 ini diproduksi setelah melalui tahapan riset dan pengujian dari Laboratorium Mikrobiologi FKUI, untuk memastikan produk telah aman digunakan bagi tenaga kesehatan maupun pasien," ujar Dekan FTUI Hendri, dikutip dari siaran pers, Kamis (22/10/2020).

Baca juga: 633 Narapidana Lapas Kerobokan Denpasar Reaktif Rapid Test, Baru 120 Orang Jalani Tes Swab

Hendri mengatakan, alat tersebut diciptakan dengan kandungan komponen dalam negeri yang mencapai hampir 100 persen.

Adapun mitra industri yang terlibat berasal dari Dynapack Asia Pte Ltd, PT Chandra Asri TbK, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Ingress Malindo Ventures.

Kemudian PT Toyota Auto Body-Tokai Extrusion, PT Sri Tita Medika, PT Langgeng Jaya Fiberindo, dan PT Indachi Prima.

Unit HS-19 tersebut diserahkan kepada RSUI, RSCM, RSKGM FKG UI, Dinas Kesehatan Jawa Barat, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, serta Laboratorium Mikrobiologi UI.

Baca juga: Hasil Swab Jenazah Pasien yang Hendak Dibawa Kabur Keluarga Ternyata Negatif Covid-19

Selain memperoleh bantuan dari Konsorsium, pengembangan produk HS-19 juga didanai oleh hibah Program Pendanaan Perancangan dan Pengembangan Purwarupa (P5) dari Direktorat Inovasi dan Science Techno Park UI (DISTP UI), serta donasi berbagai pihak.

"Langkah selanjutnya, DISTP UI akan mulai mempersiapkan versi komersial yang akan diluncurkan dalam waktu dekat," kata Hendri.

Saat ini, kata dia, FTUI juga telah menyiapkan berbagai sarana pendukung yang berada di Gedung Integrated Creative Engineering Learning Lab (i-CELL) untuk mempercepat proses purwarupa dan pengujian produk swab stick untuk komersialisasi.

Baca juga: Masyarakat Diminta Laporkan Faskes yang Tarif Tes Swab Melebihi Rp 900.000

Diketahui, hingga saat ini, tes swab menjadi standar diagnostik Covid-19 yang dianjurkan oleh World Health Organization (WHO).

Hal tersebut dikarenakan tingkat reliabilitasnya jauh lebih tinggi dibanding metode lainnya.

Tes swab yang menggunakan mesin PCR, membutuhkan flocked Swab atau produk pengumpul spesimen.

"Hingga saat ini flocked swab masih sangat langka di Indonesia dan hanya bisa didapatkan melalui impor," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com