Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Terawan Klaim Angka Tes Covid-19 di Indonesia Memenuhi Standar WHO

Kompas.com - 20/10/2020, 20:58 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Terawan Agus Putranto membantah angka tes Covid-19 di Indonesia di bawah standar organisasi kesehatan dunia (WHO).

Menurut Terawan, tes Covid-19 di Indonesia sudah berkisar di angka 43.000-45.000 per hari.

Terawan tidak menjelaskan lebih rinci apakah angka tersebut untuk spesimen atau orang.

Angka tersebut, kata Terawan, sudah di atas rata-rata tes yang dianjurkan WHO yaitu sekitar 38.000 orang per hari.

"Artinya sudah memenuhi, hanya tidak merata karena menyangkut juga daerah wilayah penduduk kapasitas dengan negara kepulauan yang sangat berbeda dengan negara lain," kata Terawan dalam diskusi 'HUT 56 Partai Golkar'secara virtual, Selasa (20/10/2020).

Baca juga: Angka Tes Covid-19 di Indonesia Belum sampai Setengah dari Standar WHO

Sebagai informasi, sebelumnya Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, angka pemeriksaan terkait Covid-19 di Indonesia masih belum mencapai setengah dari standar WHO.

Berdasarkan standar WHO, sebuah negara setiap minggunya harus memeriksa 1 per 1000 penduduk terkait Covid-19.

Untuk mencapai target tersebut, Indonesia dengan jumlah penduduk 267 juta jiwa harus memeriksa 267.700 orang setiap minggu.

Dengan kata lain 38.000 lebih orang dites tiap harinya. Satu orang bisa diambil lebih dari satu spesimen.

Baca juga: IDI Sebut Angka Tes Covid-19 di Indonesia Masih Kecil

Sementara itu, selama 24 jam terakhir, pemerintah memeriksa 31.029 spesimen Covid-19 dari 29.564 orang.

Dengan demikian, hingga Selasa (20/10/2020), secara kumulatif pemerintah telah memeriksa 4.123.624 spesimen dari 2.583.085 orang yang diambil sampelnya.

Positivity rate 

Terawan juga tidak sepakat bahwa rasio jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 atau positivity rate di Indonesia dianggap masih jauh dari standar WHO.

Menurut Terawan, standar positivity rate WHO bukan 5 persen, tetapi 10 persen dari populasi positif Covid-19.

Baca juga: Positivity Rate RI Masih Tinggi, Satgas Penanganan Covid-19 Perbanyak Testing

Sementara itu, angka positivity rate Indonesia sebesar 14 persen sehingga tidak terlalu jauh dari standar WHO.

Lebih lanjut, Terawan menjelaskan, WHO menetapkan rata-rata positivity rate sebesar 5 persen ketika kasus Covid-19 sedang merebak.

Namun, kasus Covid-19 setiap harinya mengalami perkembangan.

"Kita tidak boleh hanya terstandar terpaku pada hal-hal yang sifatnya statis sedangkan penyakit ini berkembang sangat dinamis," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com