Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NASIONAL] Buya Maarif: Batin Saya Menjerit Pak Jokowi | Mahfud: Soal PSBB Jakarta, Itu Tata Kata, Bukan Tata Negara, Kacau Akibatnya

Kompas.com - 14/09/2020, 06:39 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif mengaku terguncang usai melihat dan mendengar banyaknya dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19.

Ia pun melayangkan pesan khusus kepada Presiden Joko Widodo agar memberikan perhatian terkait hal ini.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD menyatakan, persoalan utama yang terjadi di dalam pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta terletak pada keselahan tata kata, bukan masalah tata negara.

Akibat kesalahan tersebut, sejumlah ahli ekonomi menyatakan negara mengalami kerugian hingga mencapai Rp 297 triliun.

Berikut berita yang paling banyak dibaca di Kompas.com, kemarin, selengkapnya:

1. Buya Maarif: batin saya menjerit Pak Jokowi

Buya Maarif menyatakan, batinnya menjerit saat melihat banyak dokter gugur sejak pandemi terjadi pada Maret 2020 lalu.

"Yang Mulia, Presiden Republik Indonesia. Sebagai salah seorang yang tertua di negeri ini, batin saya menjerit dan goncang membaca berita kematian para dokter yang sudah berada pada angka 115 pagi ini plus tenaga medis yang wafat dalam jumlah besar pula," tulis Buya mengawali pesannya, yang dikutip Kompas.com, Minggu (13/9/2020).

Tokoh muslim itu pun meminta Presiden agar memerintahkan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk menolong para dokter tersebut.

Sebab, jika hal itu terus terjadi maka hal itu akan berpengaruh terhadap penanganan sektor kesehatan di negeri ini.

Selengkapnya di sini

2. Mahfud: Soal PSBB Jakarta, itu tata kata, bukan tata negara, kacau akibatnya

Mahfud mengungkapkan, sejak awal pemerintah pusat tahu bahwa DKI akan menerapkan PSBB. Selain itu, ia menambahkan, penerapan PSBB memang menjadi wewenang pemerintah pemerintah daerah.

Perubahan kebijakan pun dapat diterapkan dalam batas tertentu. Namun, seolah-olah Jakarta 'menarik rem darurat' yang menjadi persoalan.

"Hanya sebentar karena pengumuman itu, padahal yang sebenarnya (yang diumumkan PSBB) itu 'kan perubahan kebijakan," kata Mahfud, seperti dilansir dari Antara, Sabtu (12/9/2020).

"Karena ini tata kata, bukan tata negara. Akibatnya kacau kayak begitu," imbuh dia.

Selengkapnya di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com