Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Epidemiologi: Libur Panjang Tingkatkan Risiko Penularan Covid-19

Kompas.com - 26/08/2020, 08:15 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Atik Choirul Hidajah mengatakan, libur panjang seperti yang terjadi baru-baru ini bisa meningkatkan risiko penularan Covid-19 di tengah masyarakat.

Sebab, ada pergerakan masyarakat saat libur panjang.

“Ada tren kenaikan ekstrem pada HUT RI kemarin. Tren menunjukkan peningkatan risiko yang sangat besar (saat libur panjang). Perlu dibandingkan pola mobilitas ini dengan kenyataan,” ujar Atik sebagaimana dilansir dari siaran pers di laman covid19.co.id, Rabu (26/8/2020).

Baca juga: Mendagri: Jadikan Pilkada Momen Lawan Covid-19, Bukan Media Penularan

 

Menurut dia, jika dilihat dari libur panjang sampai 23 Agustus, ada tren meningkatnya pergerakan masyarakat di sekitar rumah.

Ia pun mengingatkan warga untuk sadar apa yang harus mereka lakukan demi membantu memutus rantai penularan Covid-19.

“Ini yang harus kita lakukan. Jika kita tidak patuh pada upaya tadi, maka risiko penularan yang akan terjadi,” ucap dia.

Dia mengatakan, setiap individu pun perlu menerapkan jaga jarak saat bersosialisasi di sekitar tempat tinggal mereka.

Menjaga jarak bertujuan untuk memberi jarak secara fisik sehingga kerumunan yang berpotensi menjadi titik penularan Covid-19 tidak terjadi.

"Ini bertujuan menghindari risiko terpapar droplet dari orang di sekitar," kata Atik.

Sementara itu, pecalang (polisi adat) Bali, I Made Sudiarta mengatakan, selama libur panjang, belum tampak ada pergerakan yang signifikan baik dari pendatang maupun penduduk lokal di wilayahnya.

“Jadi yang sudah saya lihat selama ini tidak terlalu banyak pergerakan dari kerumunan masyarakat atau dari pariwisata. Tidak seperti yang sebelumnya,” ucap dia. 

Ia menceritakan, pecalang juga berkontribusi dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 dengan memberikan imbauan dan edukasi mengenai protokol kesehatan kepada masyarakat.

Made mengatakan, para pecalang selalu menyampaikan kepada warga yang bepergian dari rumah untuk menggunakan masker di mana pun mereka berada, terutama di tempat-tempat umum, seperti lapangan.

“Kita pun pantau sampai malam itu di lapangan, tidak terlalu banyak berkerumun dan kita tetap mengedukasi harus memakai masker,” ucap dia.

Baca juga: 6 Cara Bali Terapkan CHS Pariwisata, Libatkan Pecalang dan Desa Adat

Dalam menghadapi bertambahnya wisatawan di Bali, kata Made, ada hal-hal yang harus dilakukan ketika ada pendatang, misalnya, wajib lapor, pendataan, melakukan rapid test dan menerapkan protokol kesehatan di tempat wisata.

Made juga mengatakan, saat ini belum adanya sanksi tegas bagi masyarakat yang melanggar protokol kesehatan.

Namun, dalam melakukan penertiban para pecalang berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti TNI dan Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com