JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar menyoroti kondisi pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dinilai memprihatinkan.
Menurut Muhaimin, banyak siswa yang tidak bisa mengikuti PJJ akibat keterbatasan fasilitas.
Sebab, banyak pemberitaan yang menunjukkan siswa tidak bisa mengikuti PJJ akibat tidak memiliki gawai dan akses internet di beberapa wilayah yang tebatas.
“Saya mendengar berita tentang seorang ayah yang mencuri HP lalu anaknya menggunakan untuk belajar memang sangat-sangat mengharukan kita semua,” kata Muhaimin saat peluncuran Gerakan Bangkit Belajar, Rabu (12/8/2020).
“Menarik, berita di Jombang, tempat kelahiran saya, nyari sinyal dapat di kuburan. Di NTT naik pohon untuk dapatkan sinyal,” kata dia.
Baca juga: Kesulitan Internet, Guru dan Siswa Gunakan HT untuk Pembelajaran Jarak Jauh
Oleh sebab itu, Muhaimin meluncurkan "Gerakan Bangkit Belajar" guna membantu siswa sekolah yang menjalankan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Muhaimin menyebut, Gerakan ini berupa posko yang memberikan bantuan akses PJJ seperti jaringan internet hingga relawan pendamping siswa.
"Alhamdulliah gerakan kita ini sudah satu bulan setengah secara informal (berjalan)," kata Muhaimin.
Peluncuran Gerakan Bangkit Belajar, kata Muhaimin, diperlukan untuk mengantisipasi terjadi lost generation akibat pandemi Covid-19 masih berlangsung.
Menurut Muhaimin, terdapat sejumlah wilayah seperti Cianjur hingga NTT membutuhkan bantuan untuk menjalankan PJJ.
Oleh karena itu, dia mendorong semua sumber daya untuk ikut segera membantu gerakan tersebut. Sebab, Jika tidak segera, ia menilai akan terjadi lost generation.
"Dari semua posko ini, resources yang akan kita dorong terutama kalangan yang punya kelebihan. Prioritas daerah terluar enggak usah jauh-jauh, daerah terluar Cianjur bagian Selatan saja sudah setengah mati, sudah bisa lost generation itu kalau enggak segera kita tangani. Belum lagi Jateng, NTT," ujar Muhaimin.
"Alhamdulliah posko bisa menjadikan penggerak sekaligus buka wi-fi gratis (sebanyak) 2.117 segera akan menyusul di berbagai tempat, di 24 provinsi dan kubapaten/kota," tutur dia.
Lebih lanjut, Muhaimin meminta seluruh pihak dapat bergabung menyumbangkan gagasan dan tenaga demi menyelamatkan kualitas generasi penerus bangsa.
"Ayo kita sebar karena ini membutuhkan waktu yang cepat, masif, agar darurat pendidikan bisa teratasi," kata dia.
Baca juga: Kesulitan Internet, Guru dan Siswa Gunakan HT untuk Pembelajaran Jarak Jauh