Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Ungkap Alasan Jadi Relawan Vaksin Covid-19

Kompas.com - 11/08/2020, 15:06 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan alasan ia mendaftarkan diri sebagai relawan vaksin Covid-19.

Ia mendaftarkan diri sebagai relawan untuk membendung hoaks tentang vaksin Covid-19.

Emil, sapaan akrabnya, mengatakan, dengan ikut sertanya ia menjadi relawan, maka akan terbukri bahwa vaksin Covid-19 aman digunakan. Apalagi jika sudah lulus uji klinis tahap ketiga.

"Supaya kita me-manage komunikasi publik juga dan mengurangi hoaks dan keresahan, saya, Pak Kapolda dan Pangdam juga mendaftarkan diri sebagai relawan dari 1600-an sehingga menurunkan spekulasi spekulasi dan provokasi yang tidak perlu," kata Emil dalam sambutan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo lewat kanal youtube Sekretariat Presiden, Selasa (11/8/2020).

Baca juga: Ridwan Kamil Resmi Mendaftar Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19

Harapannya, nanti masyarakat tak ragu untuk divaksinasi bila uji klinis ketiga vaksin dari Sinovac itu berhasil dan diproduksi massal.

"Jadi biasanya vaksin itu tiga kali (uji klinis). Dua kali dites di negara produsennya, satu kali terakhir di negara yang akan membeli atau membutuhkan vaksin," lanjut Emil.

Adapun calon vaksin virus corona dari Sinovac Biotech Ltd China telah tiba di Indonesia untuk dilakukan uji klinis, pada Juli.

Keterangan itu disampaikan oleh Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizansyah, pada Minggu (19/7/2020).

Baca juga: Erick Thohir: Tak Banyak Negara yang Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fase III

Selanjutnya vaksin dari perusahaan asal China itu telah diserahkan kepada PT Bio Farma untuk diuji klinis.

"Betul, sudah sampai pada Minggu. Sudah diserahkan ke Bio Farma," ujar Faizasyah ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin (20/7/2020).

Namun, Indonesia bukan satu-satunya negara yang menguji coba kandidat vaksin Covid-19 buatan Sinovac. 

Negara lain yang turut menjadi tempat uji klinis itu ialah Bangladesh dan Brazil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com