Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RUU HIP Dinilai Timbulkan Kontroversi, AHY: Demokrat Tegas Menolak

Kompas.com - 08/07/2020, 16:27 WIB
Tsarina Maharani,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan, RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) menjadi salah satu pembahasan dalam pertemuan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Rabu (8/7/2020).

AHY menegaskan Demokrat dan PKB menolak RUU HIP yang saat ini masuk sebagai Prolegnas Prioritas 2020 di DPR.

"Kami juga membahas sejumlah isu lain, bagaimana kami secara tegas menolak RUU HIP yang beberapa saat lalu menjadi kontroversi," kata AHY dalam siaran langsung dari kantor DPP PKB, Jakarta.

Menurut dia, RUU HIP telah melahirkan isu-isu yang menimbulkan kontroversi publik.

Baca juga: Bertemu AHY, Cak Imin: Kami Sepakat Kerja Sama Lebih Dalam di Pilkada

AHY menuturkan, situasi krisis akibat pandemi Covid-19 saat ini butuh penanganan yang serius. AHY berharap seluruh elemen bangsa fokus dengan pandemi Covid-19.

"Kami tidak ingin dalam situasi yang seharusnya bersatu karena krisis pandemi, kemudian ada gagasan-gagasan tertentu yang membelah kita, setback mundur ke belakang hanya karena isu yang tidak dibutuhkan hari ini," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, AHY juga menyampaikan bahwa Demokrat dan PKB sepakat bekerja bersama di sejumlah daerah di Pilkada 2020.

Menurut AHY, kedua partai memiliki kesamaan pandangan terhadap kerangka bernegara dan berbangsa.

Baca juga: AHY Akan Temui Cak Imin, Bahas Koalisi Pilkada 2020

"Mudah-mudahan melalui ajang Pilkada Serentak 2020 ini, kebersamaan di sejumlah daerah bisa menjadi awal yang baik untuk semakin dekatnya kedua partai," tuturnya.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar pun mengatakan, kedua partai telah sepakat berkoalisi di 30 daerah dari total 270 daerah yang menggelar Pilkada 2020.

Pria yang akrab disapa Cak Imin itu mengatakan Demokrat dan PKB merupakan sahabat lama.

"Kami sepakat kerja sama lebih dalam lagi di bidang pilkada," kata Cak Imin.

"Tadi dihitung sudah 30-an dengan Demokrat," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com