Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Orang Reaktif dari Hasil Rapid Test Covid-19, Nasdem Instruksikan WFH

Kompas.com - 29/06/2020, 19:09 WIB
Tsarina Maharani,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi Nasdem menginstruksikan seluruh staf yang berada di lantai 22-23 Gedung DPR, Senayan, Jakarta, bekerja dari rumah (work from home).

Hal ini menyusul ditemukannya tujuh orang reaktif berdasarkan hasil rapid test Covid-19 yang digelar Fraksi Nasdem, Senin (29/6/2020).

Instruksi tersebut dituangkan dalam surat bernomor F.Nasdem.189/DPR-RI/VI/2020 perihal pemberitahuan WFH.

Surat tertanggal 29 Juni 2020 itu ditandatangani oleh Sekretaris Fraksi Nasdem Saan Mustopa.

Baca juga: Fraksi Nasdem di DPR Gelar Rapid Test, 7 Orang Reaktif

"Sehubungan dengan hasil rapid test pada tanggal 29 Juni 2020, maka pimpinan Fraksi Nasdem menginstruksikan TA (tenaga ahli) fraksi, TA anggota, staf administrasi, staf sekretariat, dan cleaning service yang berada di lantai 22 dan 23 untuk melaksanakan pekerjaan dari rumah (work from home)," demikian bunyi surat pemberitahuan itu.

Dalam surat, para staf yang melaksanakan WFH agar tetap menjaga kualitas kerja dan berkoordinasi demi kelancaran kerja fraksi.

Disebutkan, WFH berlaku mulai 30 Juni hingga 6 Juli 2020. Aktif berkantor seperti biasa tanggal 7 Juli 2020.

Baca juga: Lion Air Sediakan Layanan Rapid Test Covid-19, Biayanya Rp 95.000

Saan sendiri sebelumnya menyatakan bahwa hari ini rapid test dilakukan terhadap sekitar 140 orang. Fraksi Nasdem memang rutin menggelar rapid test Covid-19.

"Nasdem secara berkala melakukan rapid test setiap 2 minggu sekali, hari ini rapid test 140-an orang," tuturnya.

Mengenai tujuh orang yang dikabarkan reaktif, dia menyebutkan mereka adalah tenaga ahli anggota dan tenaga ahli fraksi empat orang, staf sekretariat fraksi dua orang, dan petugas kebersihan satu orang.

Saan mengatakan, tujuh orang tersebut akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan metode swab test (tes usap) Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com