Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Duka Petugas yang Tangani Jenazah Pasien Positif Covid-19

Kompas.com - 12/06/2020, 12:59 WIB
Sania Mashabi,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim pengurus jenazah Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Sukapura, Muhammad Hanifurrohman menceritakan suka dan dukanya saat memulasarkan jenazah pasien yang meninggal akibat virus corona (Covid-19).

Ia bercerita bagaimana tidak nyamannya saat harus menggunakan alat pelindung diri (APD) ketika bekerja.

"Kami sudah lengkap memakai APD, memang tidak pernah pakai APD yang begitu ketat, yang begitu gerah, panas dan tidak nyaman," kata Hanif dalam konferensi di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (12/6/2020).

Baca juga: Cerita Petugas Pemulasaran Jenazah Covid-19: Bangga jika Berhasil Meyakinkan Keluarga

Selain tidak nyaman, protokol kesehatan dalam menggunakan APD juga cukup rumit. Tidak jarang Hanif harus menahan diri jika ingin ke kamar kecil.

Sebab ia harus membuka dan memakai ulang APD serta mengulangi semua protokol kesehatan sebelum penanganan jenazah.

"Mau ke kamar kecil saja, wah tahan dulu, tangani dulu, kan kalau ke kamar mandi katakanlah begitu, kita harus buka semua dan harus mengulangi lagi," ujarnya.

Hanif juga tidak terhindari dari rasa takut terjangkit Covid-19 saat memulasarkan jenazah.

Namun, semua rasa takut itu teratasi ketika sudah dengan menggunakan APD dan melakukan upaya pencegahan penularan lainnya.

Baca juga: Cerita Petugas Pemulasaraan: Jenazah Pasien Covid-19 Dibungkus Plastik Berlapis-lapis

 

Ia pun mengimbau agar masyarakat tidak merasa takut berlebihan dengan Covid-19.

Sementara Hanif merasa bahagia ketika keluarga jenazah pasien penderita Covid-19 memperbolehkan pemulasaran jenazah sesuai prosedur kesehatan di rumah sakit.

"Sukanya kita merasa bangga, senang sekali ketika keluarga jenazah itu menyetujui untuk dilaksanakan pemulasaran jenazah sesuai prosedur kesehatan," ungkapnya.

"Nah itu yang rayuan kita yang akhirnya keluarga menerima itu yang membuat kita bangga," ucap Hanif.

Baca juga: Penambahan 979 Kasus Covid-19 di Indonesia, Jatim Tambah 297, Sulsel 141

 

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, hingga Kamis (11/6/2020) pukul 12.00 WIB, total ada 2.000 pasien yang meninggal akibat tertular Covid-19.

Data ini diperoleh setelah pemerintah memastikan ada penambahan 41 pasien tutup usia dalam 24 jam terakhir.

"Jumlah pasien yang meninggal dunia bertambah 41. Sehingga total pasien meninggal dunia sebanyak 2.000 orang," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis sore.

Selain perkembangan jumlah pasien meninggal dunia, Yuri juga menyampaikan adanya penambahan kasus pasien positif Covid-19.

Menurut Yuri, berdasarkan data yang dihimpun pemerintah, ada penambahan sebanyak 979 kasus Covid-19.

"Sehingga secara akumulatif ada 35.295 kasus kasus positif Covid-19 (di Indonesia) sampai saat ini," kata Yuri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com