Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemeriksaan Spesimen Covid-19 per Hari Belum Sesuai Target Jokowi

Kompas.com - 22/05/2020, 19:38 WIB
Tsarina Maharani,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksanaan pemeriksaan spesimen Covid-19 di Indonesia masih berada di bawah target, yaitu 10.000 tes per hari, sebagaimana telah diinstruksikan Presiden Joko Widodo.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, sejak Kamis (21/5) hingga Jumat (22/5) pukul 12.00 WIB, pemerintah telah memeriksa 9.359 spesimen.

Baca juga: UPDATE 22 Mei: Pemerintah Telah Periksa 229.334 Spesimen Covid-19

"Hari ini kami melakukan pemeriksaan spesimen, kemudian validasi data untuk kepentingan tracing sebanyak 9.359 spesimen," kata Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat sore.

Menurut Yuri, tes spesimen dilaksanakan di 69 laboratorium dengan metode real time PCR dan 35 laboratorium dengan metode tes cepat molekuler (TCM).

"Sudah ada 69 laboratorium PCR yang aktif dan 35 laboratorium TCM yang aktif," tuturnya.

Baca juga: UPDATE: Kini Ada 20.796 Kasus Covid-19 di Indonesia, Bertambah 634

Sementara itu, total spesimen Covid-19 yang sudah diperiksa pemerintah sejak kasus pertama yaitu sebanyak 229.334 spesimen.

Berdasarkan hasil uji spesimen, pemerintah pun mengonfirmasi penambahan pasien Covid-19 sebanyak 634 orang. Maka, total pasien Covid-19 kini berjumlah 20.796 orang.

"Kasus konfirmasi Covid-19 meningkat sebanyak 634 orang, sehingga total menjadi 20.796," ucap Yuri.

Baca juga: UPDATE 22 Mei: Tambah 48, Pasien Covid-19 Meninggal Jadi 1.326 Orang

Kemudian, pasien Covid-19 yang telah sembuh meningkat 219 orang, sehingga menjadi 5.057 orang.

Namun, dilaporkan juga penambahan 48 kasus kematian akibat Covid-19. Dengan demikian, pasien Covid-19 meninggal dunia yaitu 1.326 orang.

Kasus Covid-19 telah menyebar di di 395 kabupaten/kota di 34 provinsi.

Baca juga: UPDATE 22 Mei: Tambah 219, Pasien Sembuh Covid-19 Jadi 5.057 Orang

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta spesimen yang diperiksa melalui polymerase chain reaction (PCR) diperbanyak. Hal itu bertujuan untuk mengetahui jumlah riil penderita Covid-19 di Indonesia.

"Tes PCR sampai hari ini juga sudah menjangkau 26.500 tes. Ini juga lompatan yang baik, tetapi saya ingin agar setiap hari paling tidak kita bisa mengetes lebih dari 10.000 (spesimen)," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui sambungan konferensi video, Senin (13/4/2020).

Baca juga: Jokowi Minta Lebih dari 10.000 Spesimen Bisa Dites PCR Setiap Hari

Ia menilai pengujian 10.000 spesimen setiap harinya dapat dilakukan.

Sebab, saat ini sudah ada pengadaan 18 alat tes PCR cepat yang dilakukan Kementerian BUMN. Masing-masing alat disebut bisa mengetes 500 spesimen.

Dengan alat yang sudah ada sebelumnya, maka Jokowi menargetkan lebih dari 10.000 spesimen bisa diperiksa setiap harinya.

"Minggu ini saya kira 1, 2, 3 alat itu sudah bisa di-install. Sehari satu alat bisa 500 tes PCR. Berarti kalau 18 berarti per hari bisa mengetes 9.000 PCR per harinya. Ini sangat baik," kata Jokowi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com