Salin Artikel

Pemeriksaan Spesimen Covid-19 per Hari Belum Sesuai Target Jokowi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksanaan pemeriksaan spesimen Covid-19 di Indonesia masih berada di bawah target, yaitu 10.000 tes per hari, sebagaimana telah diinstruksikan Presiden Joko Widodo.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, sejak Kamis (21/5) hingga Jumat (22/5) pukul 12.00 WIB, pemerintah telah memeriksa 9.359 spesimen.

"Hari ini kami melakukan pemeriksaan spesimen, kemudian validasi data untuk kepentingan tracing sebanyak 9.359 spesimen," kata Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat sore.

Menurut Yuri, tes spesimen dilaksanakan di 69 laboratorium dengan metode real time PCR dan 35 laboratorium dengan metode tes cepat molekuler (TCM).

"Sudah ada 69 laboratorium PCR yang aktif dan 35 laboratorium TCM yang aktif," tuturnya.

Sementara itu, total spesimen Covid-19 yang sudah diperiksa pemerintah sejak kasus pertama yaitu sebanyak 229.334 spesimen.

Berdasarkan hasil uji spesimen, pemerintah pun mengonfirmasi penambahan pasien Covid-19 sebanyak 634 orang. Maka, total pasien Covid-19 kini berjumlah 20.796 orang.

"Kasus konfirmasi Covid-19 meningkat sebanyak 634 orang, sehingga total menjadi 20.796," ucap Yuri.

Kemudian, pasien Covid-19 yang telah sembuh meningkat 219 orang, sehingga menjadi 5.057 orang.

Namun, dilaporkan juga penambahan 48 kasus kematian akibat Covid-19. Dengan demikian, pasien Covid-19 meninggal dunia yaitu 1.326 orang.

Kasus Covid-19 telah menyebar di di 395 kabupaten/kota di 34 provinsi.

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta spesimen yang diperiksa melalui polymerase chain reaction (PCR) diperbanyak. Hal itu bertujuan untuk mengetahui jumlah riil penderita Covid-19 di Indonesia.

"Tes PCR sampai hari ini juga sudah menjangkau 26.500 tes. Ini juga lompatan yang baik, tetapi saya ingin agar setiap hari paling tidak kita bisa mengetes lebih dari 10.000 (spesimen)," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui sambungan konferensi video, Senin (13/4/2020).

Ia menilai pengujian 10.000 spesimen setiap harinya dapat dilakukan.

Sebab, saat ini sudah ada pengadaan 18 alat tes PCR cepat yang dilakukan Kementerian BUMN. Masing-masing alat disebut bisa mengetes 500 spesimen.

Dengan alat yang sudah ada sebelumnya, maka Jokowi menargetkan lebih dari 10.000 spesimen bisa diperiksa setiap harinya.

"Minggu ini saya kira 1, 2, 3 alat itu sudah bisa di-install. Sehari satu alat bisa 500 tes PCR. Berarti kalau 18 berarti per hari bisa mengetes 9.000 PCR per harinya. Ini sangat baik," kata Jokowi.

 

https://nasional.kompas.com/read/2020/05/22/19385191/pemeriksaan-spesimen-covid-19-per-hari-belum-sesuai-target-jokowi

Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke