Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jusuf Kalla: Mudik di Tengah Wabah Covid-19 Merupakan Kesia-siaan

Kompas.com - 23/04/2020, 10:38 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla menyebut bahwa mudik akan menjadi hal yang sia-sia sekarang ini.

Pasalnya, banyak daerah yang sudah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) atau memberlakukan karantina bagi warga yang baru datang dari kota besar.

Jika seseorang mudik, waktunya yang tidak seberapa akan habis untuk mengkarantina diri selama 14 hari.

“Tidak ada gunanya mudik sekarang. Mau dilarang atau tidak, karena semua daerah sudah memberikan aturan kalau datang dari kota besar," kata Kalla dalam rapat pleno Dewan Pertimbangan MUI yang dilansir Kompas.com melalui keterangan tertulis, Rabu (22/4/2020).

Baca juga: Ada Larangan Mudik, Akses dari Bekasi ke Karawang Ditutup Mulai Besok

"Jadi buat apa mudik? Keluar dari situ (tempat karantina) balik lagi (ke kota),” lanjutnya.

Kalla mengatakan, wabah Covid-19 lebih parah jika dibandingkan dengan bencana alam bahkan tsunami sekalipun.

Sebab, dalam hal bencana alam, yang ditangani hanya bagian akibatnya, bukan penyebabnya. Sedangkan untuk menangani Covid-19, tidak cukup menangani akibat, tapi harus juga menghilangkan sebab.

Mudik, kata Kalla, bisa menjadi penyebab meluasnya wabah Covid-19.

Oleh karenanya, dengan tidak mudik, warga sudah mengurangi risiko penularan virus corona.

“Sekarang ini, sebab dan akibatnya harus diselesaikan bersama, harus ada prioritas bersama-sama kita selesaikan,” ujar Kalla.

Menurut Kalla, beberapa ahli telah memprediksi bahwa puncak Covid-19 akan berlangsung pada bulan Mei.

Di masa puncak tersebut, bukan hanya korban akan berjatuhan, tetapi ekonomi pun akan terkena dampaknya.

Di Indonesia yang mayoritas warganya muslim, pandemi ini akan lebih banyak berdampak pada masyarakat muslim.

Untuk itu, Kalla mendorong berbagai lembaga amil zakat, infak, maupun sadaqah (ZIS) bahu membahu membantu sesama muslim.

Baca juga: Larangan Mudik Berlaku Besok, Banyak Pemudik Berangkat dari Terminal Bekasi Hari Ini

Jika tidak, lanjut dia, akan timbul masalah keamanan seperti penjarahan di banyak tempat.

“Ini bulan Mei banyak yang memperkirakan puncaknya, berarti puncaknya PHK, kemiskinan, dan kekurangan makanan, maka bagaimana kita bersama-sama mengektifkan ziswaf bersama-sama kepada yang tidak mampu minimal melalui masjid,” ujar Kalla.

“Kalau tidak, akan timbul masalah keamanan, kalau tidak makan ya bisa terjadi berbagai macam-macam seperti tahun 1998, ketika masyarakat tidak bisa makan, maka terjadi penjarahan atau apapun di banyak tempat,” lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com