Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Atasi Dampak Pandemi Covid-19, Kemensos Tambah 4,8 Juta Penerima Bansos Sembako

Kompas.com - 21/04/2020, 19:11 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.comKementerian Sosial (Kemensos) menambah jumlah penerima bantuan sosial (bansos) sembako sebanyak 4,8 juta keluarga penerima manfaat (KPM).

Penambahan jumlah itu merupakan upaya Kemensos untuk mengurangi dampak pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).

“Bantuan ini di luar bantuan sembako dari Presiden Joko Widodo yang telah diluncurkan di depan Istana kemarin,” kata Menteri Sosial Juliari P Batubara dalam keterangan tertulis.

Pernyataan itu ia sampaikan saat menghadiri pembagian 198 Kartu Keluarga Sejahtera (KPS) kepada KPM baru di Kelurahan Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (21/4/2020).

Baca juga: Pemerintah: Jangan Diskriminasi Pasien Covid-19 yang Sembuh, Hargai yang Isolasi Mandiri

Ia melanjutkan, penambahan 4,8 juta KPM itu membuat jumlah penerima program bansos sembako menjadi 20 juta KPM di seluruh Indonesia pada 2020.

"Sebelumnya, jumlah penerima program sembako adalah 15,2 juta KPM. Sekarang, menjadi 20 juta KPM," ujar Mensos.

Menurut dia, penambahan tersebut adalah perluasan program bansos sembako yang dulu dikenal dengan nama Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Perbedaan dengan bantuan presiden

Bantuan yang diberikan Kemensos tersebut berbeda dengan bantuan yang diberikan Presiden Joko Widodo.

Perbedaan penyaluran bansos itu dijelaskan Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kemensos Nurul Farijati

Menurutnya, perbedaannya adalah KPM perluasan program bansos sembako akan mendapat bantuan setiap bulan Rp 200.000 hingga Desember 2020.

Untuk bantuan sembako dari presiden, nominalnya adalah Rp 600.000 selama tiga bulan yang cair Rp 300.000 dua kali per bulan.

Baca juga: 198 Keluarga di Ciputat Terima Bantuan dari Kemensos

“Rincian bantuan dari presiden itu antara lain beras, minyak goreng, sarden, kornet, sambal, kecap, mie instan, susu, teh, dan sabun mandi,” kata Nurul.

Sementara itu, pada April 2020, terdapat penambahan KPM sebanyak 84.536 di Provinsi Banten, sehingga jumlah totalnya menjadi 555.292 dari yang semula 470.729.

Untuk Kota Tangerang sendiri, penambahan KPM adalah 5.965 atau dari semula 13.284 menjadi menjadi 19.249. Penambahan itu sudah masuk basis data terpadu Kemensos.

Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany pun berharap agar melalui penambahan KPM itu, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bisa dilakukan sesuai aturan dan protokol yang berlaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com