Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangani Pandemi, RI Usul Bentuk Gugus Tugas Bersama ASEAN, China, Jepang, dan Korsel

Kompas.com - 14/04/2020, 22:47 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luat Negeri Retno Marsudi menyatakan Presiden Joko Widodo mengusulkan pembentukan gugus tugas bersama yang beranggotakan negara-negara ASEAN, China, Jepang, dan Korea Selatan untuk mengatasi pandemi.

Retno menyatakan pembentukan gugus tugas itu saat ini ditujukan untuk mengatasi pandemi Covid-19. Namun ke depannya bisa kembali bekerja bila pandemi kembali muncul.

Hal itu disampaikan Retno usai mendampingi Jokowi mengikuti KTT ASEAN Plus Three (China, Jepang, Korea Selatan) melalui konferensi video, Selasa (14/4/2020).

Baca juga: Bos Pabrik Kecap di Tegal Positif Covid-19, 16 Karyawan Diisolasi

"Presiden juga mengusulkan kiranya dapat dibentuk gugus tugas khusus negara-negara ASEAN Plus Three untuk menangani (pandemi). Gugus tugas inilah yang kelak diharapkan dapat memberikan rekomendasi secara cepat pada saat pandemi muncul di masa mendatang," ujar Retno.

"Sekali lagi, usulan Bapak Presiden tidak hanya pandemi saat ini sedang kita hadapi saat ini, tapi juga untuk menghadapi pandemi di kemudian hari," lanjut dia.

Selain itu, melalui gugus tugas tersebut pemerintah Indonesia berharap terjalin kerja sama antara negara-negara ASEAN, China, Jepang, dan Korea Selatan dalam peningkatan kapasitas tenaga medis serta penyediaan obat di kala pandemi, khususnya Covid-19.

Baca juga: UPDATE: 474 Kasus Covid-19 di Jatim, Sampang dan Sumenep Masih Zona Hijau

Dengan adanya gugus tugas tersebut pemerintah Indonesia juga berharap terbangun kerja sama antara industri farmasi negara-negara anggota.

"Presiden mengusulkan jejaring dan kerja sama antara industri obat dan farmasi negara-negara ASEAN Plus Three. Tentunya termasuk perusahaan milik negara, BUMN, yang memproduksi obat-obatan untuk mengfatasi Covid-19," lanjut Retno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com