Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB Serahkan 10.000 Masker untuk WNI di China ke Kemenlu

Kompas.com - 29/01/2020, 16:36 WIB
Sania Mashabi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan bantuan 10.000 makser N 95 untuk Warga Negara Indonesia (WNI) yang terisolasi di daerah terdampak virus corona di China.

Bantuan itu diberikan secara simbolis ke Kementerian Luar Negeri (Kemlu) pada Rabu (29/1/2020).

"10.000 pieces yang akan kami kirim masker N 95 dan hari ini kami serahkan kepada Kemlu," kata Kepala Biro Hukum, Organisasi, dan Kerja Sama BNPB Zaherman Muabesi di Kantor Kemlu, Jakarta Pusat, Rabu (29/1/2020).

Baca juga: Cegah Penularan Virus Corona, Petugas Rumah Sakit di Jateng Wajib Pakai Masker Khusus

Bantuan masker itu akan dikelola oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di China untuk selanjutnya disalurkan ke WNI yang membutuhkan.

Dia menyampaikan, bantuan ini merupakan respons cepat terhadap permintaan KBRI China sekaligus sebagai dukungan moral Pemerintah Indonesia bagi warga negaranya.

Bantuan akan dikirim ke Beijing dengan Pesawat Garuda, berangkat dari Jakarta pukul 18.40 WIB dan diperkirakan sampai besok pagi (30/1/2020) pukul 05.00 waktu setempat.

Di tempat yang sama, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Judha Nugraha berterimakasih BNPB sudah cepat tanggap memberikan bantuan masker untuk para WNI.

"Kami menyambut baik sebagaiamana yang disampaikan sudah menyampaikan 10rbu masker N95 yang sangat diperlukan oleh saudara kita di Wuhan," ujar Judha.

"Kami berterima kasih atas respon cepat BNPB ini bentuk koordinasi dan kerjasama yang baik untuk tanggap darurat virus corona," sambungnya.

Baca juga: Wabah Virus Corona, BNPB Kirim 10.000 Masker untuk WNI di China

Judha menjelaskan, saat ini pemerintah fokus untuk menjaga keselamatan WNI di China.

Maka dari itu, Kemlu berterimakasih dengang BNPB.

"Fokus kita saat ini yang paling utama saat ini adalah menjaga keselamatan watga kita 243 orang di Hubei. pencegahan ini jadi prioritas kita. Masker ini jadi untuk mencegah sudara kita terjangkit corona virus ini," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, ada 243 WNI yang tersebar di 15 titik karantina di China untuk mencegah virus corona.

Baca juga: Virus Corona Merebak, Masker di Pasar Pramuka Langka

Data tersebut juga sudah disampaikan Retno kepada Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam rapat koordinasi bahas penyebaran virus corona di Kantor Kementerian PMK, Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2020).

"Jadi terutama adalah di 15 titik karantina yang ditetapkan oleh Pemerintah Tiongkok," kata Retno.

"Ada 243 warga negara kita yang berada di 15 titik karantina, 100 di antaranya berada di Wuhan," ucap dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com