JAKARTA, KOMPAS.com- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menduga kelompok Abu Sayyaf merupakan pelaku penculikan 5 warga negara Indonesia (WNI) pada Kamis (16/1/2020) lalu, di Perairan Tambisan, Tungku Lahad Datu, N Sabah, Malaysia.
Kelompok Abu Sayyaf ini juga merupakan pelaku penculikan tiga orang WNI yang terjadi sekitar September 2019 lalu di lokasi yang sama.
"Penculiknya sama," kata Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (20/1/2020).
"Kendala utamanya karena Abu Sayyaf ndak (tidak) mati-mati," kata dia.
Baca juga: 5 WNI Diculik, Menko Polhukam akan Berikan Rekomendasi ke Pemerintah Malaysia
Menurut Mahfud, kejadian penculikan yang kerap terulang ini merupakan masalah dalam hal keamanan laut.
Pasca-peristiwa penculikan itu, Mahfud mengatakan dirinya akan berdiskusi terlebih dulu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
"Memang kita berhasil membebaskan tiga (orang), tiba-tiba lima (orang) diambil lagi. Kan ini masalah keamanan di laut dan lautnya kan bukan laut Indonesia," kata dia.
Baca juga: 5 WNI Diculik di Perairan Malaysia
Diketahui, lima orang WNI yang bekerja sebagai kru kapal ikan asal Malaysia diculik sejak Kamis (16/1/2020).
Kelima orang WNI yang masih hilang yakni Arsyad bin Dahlan (42) selaku juragan, Arizal Kastamiran (29), La Baa (32), Riswanto bin Hayono (27), dan Edi bin Lawalopo (53).
Belakangan diketahui, berdasarkan informasi dari keluarga, seorang WNI yang masih berusia 11 tahun, Mohamad Khairuddin, juga ikut menjadi korban penculikan.
Saat kejadian, ia sedang ikut mencari ikan bersama pamannya Arsyad bin Dahlan.
Sebelumnya, tiga orang WNI juga diculik ketika tengah mencari ikan di perairan Lahad Datu, Malaysia, pada September 2019.
Ketiganya adalah Maharudin Lunani (48) dan anaknya, Muhammad Farhan (27), serta kru kapal Samiun Maneu (27).
Mereka berasal dari Baubau dan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Namun kini mereka telah bebas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.