Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa Agung: Satu Bulan, Ada 10 Hukuman Mati untuk Perkara Narkoba

Kompas.com - 30/12/2019, 18:00 WIB
Devina Halim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa Agung Sanitiar (ST) Burhanuddin mengatakan bahwa setidaknya terdapat 10 perkara narkotika dengan tuntutan hukuman mati dalam satu bulan.

Burhanuddin pun menilai bahwa jumlah untuk tuntutan hukuman mati tersebut cukup banyak.

"Di dalam penuntutan narkoba, kami dalam satu bulan itu setidak-tidaknya ada 10 perkara dengan tuntutan hukuman mati. Ini cukup banyak untuk hukuman mati," ungkap Burhanuddin saat konferensi pers di Kompleks Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Senin (30/12/2019).

Secara keseluruhan, kasus narkotika pun menjadi perkara yang paling banyak ditangani oleh Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Umum.

Baca juga: Mengapa Banyak Figur Publik dan Selebritas Kecanduan Narkoba?

Burhanuddin menuturkan, pihaknya sudah menangani sekitar 20.000 perkara narkotika.

"Adapun jenis tindak pidana paling banyak yaitu perkara narkotika sebanyak 22.990 perkara," tutur dia.

Selain itu, perkara lainnya yang ditangani adalah perlindungan anak sebanyak 2.890 kasus.

Burhanuddin menuturkan, pihaknya juga menangani 331 kasus terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Total, terdapat 17 tersangka korporasi dan 314 tersangka perorangan.

Baca juga: Penghuni Lapas di DKI Jakarta Didominasi Narapidana Kasus Narkoba

Selanjutnya, perkara perikanan yang ditangani oleh Kejaksaan Agung sebanyak 105 kasus.

Kemudian, Kejaksaan Agung menangani perkara terorisme dengan total 77 kasus.

Kejaksaan Agung juga menangani kasus perdagangan orang sebanyak 25 perkara.

Secara keseluruhan, jumlah Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang dikeluarkan Kejagung sekitar 137.000.

"Penanganan perkara se-Indonesia dengan jumlah SPDP sebanyak 137.952, pra-penuntutan sebanyak 122.365, penuntutan sebanyak 113.776, dan upaya hukum berupa banding 5.198, kasasi 3.603, serta grasi sebanyak 100 perkara," kata Burhanuddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com