Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Laode M Syarif Berpuisi Mengenang Randi...

Kompas.com - 19/12/2019, 21:00 WIB
Ardito Ramadhan,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarif menyebut kasus tewasnya mahasiswa Universitas Haluo Oleo, Randi, merupakan salah satu titik terendahnya selama menjabat sebagai pimpinan KPK.

Laode mengaku terpukul ketika mendengar kabar bahwa pemuda asal Kendari tewas usai mengikuti aksi menolak revisi UU KPK dan revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Kamis (26/9/2019) lalu.

"Itu lowest point sampai saya tidak bisa tidur sampai saya dengar Randi tertembak. Saya masih ingat itu kira-kira jam 2 subuh karena saya tulis sesuatu tentang Randi subuh-subuh di HP," kata Laode di Gedung ACLC KPK, Kamis (19/12/2019).

Laode menyampaikan hal itu ketika hendak meresmikan nama Randi dan Yusuf sebagai nama salah satu ruangan di Gedung ACLC KPK.

Laode menuturkan, hal yang dia tulis ketika itu merupakan puisi yang ia beri judul "Anak Laut-Matahari Negeri". Puisi itu pun dibacakan Laode dalam kesempatan sore tadi.

Dalam puisi itu, Laode juga menulis soal orang tua Randi, La Sali dan Wa Nasrifa.

Berikut naskah puisi yang ditulis Laode.

Anak Laut-Matahari Negeri

Anak Laut itu tumbuh di tanah cadas bebatuan pantai Lakarinta-Witeno-Wuna.

Tumbuh dari singkong dan jagung yang mampu menembus cadas dan air laut yang menggarami hidupnya.

Tanpa keluh tanpa kesah menjalani hidup yang memang keras dari awalnya.

Di mata La Sali dan Wa Nasrifa dia adalah Matahari di antara Dua Bulan belahan hati.

La Sali tekun mengajari Matahari -nya arah angin dan riak gelombang agar mampu membaca laut.

Wa Nasrifa tekun membimbingnya mengenal aksara, semampu yang dia pahami.

La Sali sadar, membaca laut dengan hanya bermodal dayung dan kail tidak akan memuliakan Matahari-nya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin 'Presidential Club' Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin "Presidential Club" Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com