Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Tingkatkan Kemudahan Investasi, Presiden Fokuskan Perizinan di BKPM

Kompas.com - 22/11/2019, 06:21 WIB
Dani Prabowo,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menargetkan peringkat kemudahan investasi Indonesia dapat meningkat hingga ke level 50 pada 2021. Saat ini, peringkat Indonesia ke-73 di dunia.

Untuk mencapai hal tersebut, Presiden memutuskan untuk mengembalikan wewenang perizinan berusaha sepenuhnya ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, diperlukan reformasi besar-besaran agar target yang dipatok Presiden dapat tercapai.

"Sebenaranya Seskab telah membuat surat secara resmi kepada BKPM untuk hal tersebut sesuai dengan arahan Bapak Presiden, bahwa sekali lagi kewenangan perizinan menjadi tanggung jawab sepenuhnya BKPM," kata Pramono seperti dilansir dari laman Setkab, Kamis (21/11/2019).

Baca juga: Jokowi Ingin Kemudahan Berusaha Indonesia Naik ke Peringkat 40

Salah satu bentuk reformasi itu adalah dengan mencabut 40 peraturan menteri yang dianggap menghambat investasi dan kemudahan berusaha.

Misalnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menyampaikan informasi bahwa izin yang berkaitan dengan kapal yang ada di beberapa kementerian.

Atas hal ini, Presiden menginstruksikan agar perizinan tersebut dipusatkan di satu kementerian untuk memudahkan koordinasi.

 

Baca juga: Basuki: Kemudahan Berusaha, PR Pemerintahan Baru

Selain itu, nantinya juga akan dibuatkan sebuah regulasi, sehingga proses perizinan pun tidak harus dilakukan dengan mendatangi KKP.

"Dibuatkan di satu pintu, karena memang dalam kondisi dunia yang seperti ini. Tidak mungkin kita bergerak maju kalau kemudian hambatan di dalam internal pemerintahan ini masih ada," kata dia.

Sementara itu, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menilai, target yang ingin dicapai Presiden merupakan tantangan yang cukup besar.

Baca juga: Pemerintah Godok Strategi Dongkrak Kemudahan Berusaha di RI

"Artinya, alat ukurnya jelas, kalau itu masih tetap 73 tidak naik-naik ke 50 atau katakanlah 50 lebih, berarti risikonya ada di kami sendiri dan BKPM, begitupun realisasi investasi," kata Bahlil.

Meski begitu, ia tak khawatir dengan target yang diberikan. Pasalnya, BKPM kini sudah mulai mengubah paradigma.

"Sekarang kalau teman-teman melakukan investasi, cukup datang ke BKPM nanti kita akan membantu untuk mengurus perizinannya, di kementerian mana yang selama ini menganggap itu sulit nanti kita yang akan mendampingi," ungkapnya.

Baca juga: Kemudahan Berusaha RI Turun, Menkumham Sentil MA

Ia menambahkan, saat menjadi Kepala BKPM, investasi yang eksisting yang belum tereksekusi sekitar Rp 780 triliun. Namun, sampai dengan pekan ini sudah sekitar Rp 80 triliun hingga Rp 89 triliun yang sudah tereksusi.

Ke depan, ia mengatakan, pihaknya akan meningkatkan kemampuan Online Single Submission. Saat ini, untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) dibutuhkan waktu sekitar tiga jam.

Halaman:


Terkini Lainnya

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok E-mail Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok E-mail Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok 'E-mail' Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok "E-mail" Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com