JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irfan Idris, mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah pelaku dan istri pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan terkait dengan jaringan teroris tertentu.
Pihaknya masih menanti informasi lanjutan perihal peran istri pelaku bom bunuh diri tersebut.
"Kita selalu berkordinasi dengan aparat penegak hukum terutama teman-teman di Detasemen Khusus (Densus) 88. Kita menunggu (informasi soal istri pelaku) selengkapnya dari kerja teman-teman di Densus 88," ujar Irfan usai mengisi diskusi di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (16/11/2019).
Baca juga: 3 Anaknya Jadi Terduga Teroris Bom Medan, Rudi: Kalian Harus Tanggung Jawab
Irfan hanya memastikan bahwa istri pelaku bom bunuh diri pernah menjumpai salah seorang narapidana teroris di Medan.
Narapidana tersebut pernah menjadi pekerja migran di Hongkong.
"Dia (istri pelaku) menemui sekali, " tambah Irfan.
Sebelumnya, Polisi menyebut bahwa pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, yakni RMN memiliki seorang istri bernama D.
D disebut sering berkomunikasi dengan seorang narapidana perkara terorisme yang mendekam di Lapas Kelas II Medan berinisial I.
"Si istri sering mendatangi, berkunjung ke Lapas," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Markas Korps Brimob Depok, Jawa Barat, Kamis (14/11/2019) lalu.
Baca juga: Fakta Istri Bomber Medan, dari Peran hingga Rencana Meneror Bali...
Saat ini, D telah diamankan oleh tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri usai sang suami melakukan bom bunuh diri, tepatnya pada Rabu malam.
Selain bertemu langsung, D dan I rupanya juga berkomunikasi lewat akun media sosial Facebook.
"Sampai terakhir diamankan tadi malam, masih ada komunikasi (antara D dengan I) di medsos," terang Dedi.
Dari hasil pemeriksaan, D dan narapidana terorisme itu sedang menyusun rencana melakukan aksi teror di Bali, beberapa waktu ke depan.
Kini, polisi sedang menyelidiki lebih lanjut asal jaringan D dan I.
Baca juga: Aktivitas Istri Bomber Medan: Sering Chatting dan Kunjungi Napi
Berdasarkan pengalaman pemberantasan terorisme selama ini, lanjut Dedi, bentuk komunikasi serupa D dan I ini bukanlah gerakan lone wolf, melainkan gerakan yang terorganisasi kelompok teror.