Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegiat Antikorupsi Akan Layangkan JR UU KPK ke MK, Ini Bedanya dengan Gugatan Mahasiswa

Kompas.com - 15/11/2019, 15:09 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pegiat antikorupsi berencana mengajukan judicial review atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi ke Mahkamah Konstitusi.

Pakah Hukum Tata Negara Bivitri Susanti berpendapat, gugatan ini mempunyai peluang lebih besar untuk menang ketimbang gugatan serupa yang sebelumnya dilayangkan oleh kelompok mahasiswa.

"Yang membedakan ya itu, karena kita belum mengajukan jadi kita enggak kena proses seperti yang dialami oleh yang maju duluan itu yang belum ada nomornya," kata Bivitri di Gedung Merah Putih KPK, Jumat (15/11/2019).

Baca juga: KPK Belum Lakukan OTT Pasca-UU Baru Berlaku, Ini Kata Saut Situmorang

Ia menyebut gugatan para mahasiswa atas UU KPK hasil revisi disebut terlalu terburu-buru karena ketika itu UU tersebut belum berlaku dan belum diberi nomor undang-undang.

Bivitri menilai, hal itu menimbulkan keraguan di benak hakim MK untuk memenangkan gugatan yang dilayangkan para mahasiswa.

"Kami melihat gelagat Mahkamah Konstitusi belakangan ini cukup khawatir bahwa kondisi terburu-buru itu akan memberikan alasan yang cukup untuk Mahkamah Konstitusi untuk tidak menerima atau menolak," ujar Bivitri.

Namun demikian, Bivitri mengaku belum tahu kapan gugatan tersebut resmi diajukan ke MK.

Ia juga enggan mengungkap siapa-siapa saja yang akan bertindak sebagai pemohonndalam gugatan itu.

Baca juga: Standar Ganda Jokowi Sikapi RKUHP dan RUU KPK...

Bivitri juga belum bisa memastikan gugatan yang diajukan untuk mencabut sebagian pasal atau UU secara keseluruhan.

 

Namun, ia menyebut peluang untuk mencabut pasal per pasal lebih besar ketimbang mencabut UU keseluruhan.

"Kalau mau dibatalkan semuanya itu, dasarnya harus uji formil. Uji formil itu selama ini belum pernah ada yang mau dipenuhi MK, kalau uji materilnya tidak kuat," ujar Bivitri.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com