Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW Soroti 4 Menteri yang Masuk Panama Papers dan Paradise Papers

Kompas.com - 29/10/2019, 11:54 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch (ICW)  menyoroti empat menteri dalam Kabinet Indonesia Maju yang masuk dalam dokumen Panama Papers dan Paradise Papers.

Peneliti ICW Kurnia Ramadhana mengatakan, terpilihnya menteri yang namanya masuk dalam dua dokumen tersebut dapat membuat kasus penggelapan pajak sulit terungkap.

"Imbas dari tercantumnya nama-nama mereka adalah kasus penggelapan pajak dan pencucian uang akan sulit diungkap, khususnya terkait Panama dan Paradise Papers," kata Kurnia dalam siaran pers, Senin (28/10/2019).

Baca juga: Tuding Kebocoran Anggaran, Prabowo Disindir soal Skandal Panama Papers

Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, empat menteri tersebut adalah Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, serta Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate.

Dalam dokumen Panama Papers, Luhut tercatat sebagai Direktur sebuah perusahaan cangkang bernama Mayfair International Ltd yang terdaftar di Seychelles pada tahun 2006.

Lalu, Erick diketahui merupakan Direktur sekaligus pemegang saham dari Vezelay International Corporation, perusahaan yang terdaftar di British Virgin Islands.

Baca juga: Setahun Skandal Panama Papers, Apa Perkembangannya?

Sedangkan, nama Prabowo masuk dalam dokumen Paradise Papers sebagai direktur perusahaan Nusantara Energy Resources yang terdaftar di Bermuda, perusahaan itu tercatat sebagai penunggak hutang.

Adapun dalam dokumen Panama Papers, Johnny G Plate diketahui pernah menjadi pemilik saham Gainsford Capital Ltd, perusahaan yang terdaftar di British Virgin Islands.

Ia juga diketahui sebagai Direktur perusahaan lainnya bernama Serenity Pacific yang terdaftar di British Virgin Islands.

Baca juga: Darmin Nasution: Paradise Papers Jadi Wewenang Ditjen Pajak

ICW menilai, masuknya nama-nama menteri tersebut ke dalam dokumen Panama Papers dan Paradise Papers menunjukan keempatnya memiliki masalah etik.

Peneliti ICW Egi Primayoga pun mencontohkan mantan Perdana Menteri Islandia Sigmundur Davíd yang berhenti dari jabatannya setelah namanya diketahui masuk dalam Panama Papers.

"Ada nama perdana menteri Islandia yang tersangkut dan dia mundur karena dia dianggap cacat secara etika. Sedangkan di sini dianggap angin lalu saja tidak ada kelanjutannya," ujar Egi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com