Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Prasetyo Terjun ke Dunia Kejaksaan, dari Salah Naik Bus, Tak Berniat Melamar, hingga Nilai Tertinggi

Kompas.com - 29/10/2019, 11:35 WIB
Devina Halim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Jaksa Agung, Muhammad Prasetyo mengaku secara tidak sengaja terjun ke dunia kejaksaan.

Hal itu diungkapkan Prasetyo dalam acara pisah sambut di Kantor Badan Diklat Kejaksaan RI, Jakarta Selatan, Senin (28/10/2019).

"Kalau kebanyakan teman-teman lain memilih masuk kejaksaan sudah direncanakan sejak awal, kuliah di fakultas hukum, kemudian untuk masuk jaksa. Sementara saya agak beda. Pada waktu itu yang penting dapat pekerjaan di mana pun," ujar Prasetyo.

Begitu ia menyelesaikan pendidikan di fakultas hukum, Prasetyo menyiapkan puluhan map berisi lamaran.

Ia pun mengaku melamar ke sejumlah lowongan asal dapat bekerja.

Baca juga: Pesan Prasetyo pada Jaksa Agung Baru: Caci Maki Jadikan Vitamin

Kemudian, Prasetyo datang ke Jakarta. Saat tiba pun ia mengaku belum memiliki tujuan pekerjaan yang jelas.

Namun, ia memiliki keinginan untuk melamar di bidang kehakiman dan belum terpikir untuk masuk ke dunia kejaksaan.

"Begitu sampai Jakarta tentunya kita masih bingung arah tujuannya ke mana. Saya waktu itu kebetulan ingin melamar di kehakiman. Kejaksaan waktu itu belum terpikir, karena konon masuk kejaksaan lebih sulit daripada pekerjaan di tempat lain," kata dia. 

Prasetyo pun berangkat menggunakan bus PPD untuk melamar ke bidang kehakiman.

Akan tetapi, ia salah menaiki bus. Ia malah mengarah ke arah Blok M, tempat kantor Kejaksaan Agung.

Padahal, tujuannya adalah tempat melamar di bidang kehakiman yang berlokasi di Jalan Proklamasi.

Mantan politisi Partai Nasdem ini pun melihat keramaian di Gedung Kejaksaan Agung dan menduga ada pembukaan lowongan pekerjaan.

"Di Blok M waktu itu saya lihat gedung paling tinggi adalah Kejaksaan Agung kita sekarang ini. Dari atas mobil saya lihat banyak orang, bergerombol di sana, semua pegang map juga. Wah ini pasti ada pendaftaran," ujar dia.

Ia langsung loncat turun dari bus. Dengan takut-takut, Prasetyo masuk ke gedung tersebut. Ternyata, Kejaksaan Agung memang sedang membuka lowongan pekerjaan kala itu.

Prasetyo pun mengambil map yang berisi lamaran dan menyerahkannya.

Baca juga: Kelakar M Prasetyo soal Kumisnya dan Kumis Penerusnya...

Setelah serangkaian proses dan tes, nama Prasetyo termasuk di antara delapan pelamar yang lolos. Bahkan, ia memperoleh nilai tertinggi.

"Dari sekian ratus yang mendaftar, waktu itu tahap pertama hanya 8 yang diterima secara resmi, dan satu di antaranya saya dan bukan bermaksud untuk narsis atau apa pun, dari kedelapan pelamar yang diterima itu saya mendapatkan nilai tertinggi," tutur Prasetyo.

Masa tugas Prasetyo sebagai Jaksa Agung berakhir. Sebagai gantinya, Presiden Joko Widodo menunjuk Burhanuddin jadi Jaksa Agung dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Burhanuddin merupakan Jaksa Agung dari kalangan internal lembaga tersebut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com