JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta agar Kementerian PMK bisa menjadi contoh dalam menerapkan Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Hal tersebut disampaikan Muhadjir saat perkenalan dengan para pegawai Kementerian PMK di Kantor Kemenko PMK, Senin (28/10/2019).
"Tentang masalah ideologi, saya mohon di Kemenko ini bisa menjadi contoh. Namanya keanekaragaman, kemajemukan, pemahaman terhadap ideologi Pancasila tidak hanya dalam pemahaman, tapi diterapkan," kata dia.
Baca juga: Tugas Lebih Berat, Muhadjir Effendy Minta Dukungan Pegawai Kemenko PMK
Muhadjir meminta kepada para pegawai di Kemenko PMK agar sikap-sikap toleran, menghargai sesama dapat tercermin dengan baik di tengah masyarakat.
Dia mengatakan, pemikiran atau paham ideologi berbahaya bisa datang dari mana saja, baik itu agama, nonagama, maupun ultranasionalis atau nasionalisme yang berlebihan.
"Yang bagus ya yang moderat, tengahan. Ideologi tengahan lebih mengedepankan keunggulan. Pancasila kan ideologi yang berada di tengah. Kan memang tidak mudah, risikonya kanan dan kiri. Kita seperti sedang meniti titian, makanya harus menjaga keseimbangan," kata dia.
Menurut dia, Pancasila merupakan penyeimbang agar cita-cita negara ini bisa tercapai ke depannya.
"Intinya, semua agama saya kira keseimbangan itu pilihan lurus. Jangan terjerembab ke kanan atau ke kiri. Jadi selama berbangsa dan bernegara kita harus betul-betul menjaga keseimbangan itu. Mohon pahami betul, penegakan ideologi Pancasila," kata dia.
Muhadjir Effendy sendiri menggantikan Puan Maharani sebagai Kemenko PMK pada Kabinet Indonesia Maju di periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebelumnya, Muhadjir Effendy menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kini, posisinya terdahulu digantikan oleh Nadien Makarim.