Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kak Seto Desak Pemerintah Tuntaskan Kasus Anak Meninggal Saat Demo

Kompas.com - 25/10/2019, 13:14 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) meminta Pemerintah tak melupakan peristiwa aksi demonstrasi 21-22 Mei dan 30 September 2019 kemarin.

Pasalnya, dalam aksi tersebut, banyak anak-anak terlibat dan bahkan menjadi korban.

LPAI mengingatkan bahwa hingga saat ini penanganan kasus tersebut belum juga tuntas.

Baca juga: Ricuh Demo Pelajar, Pengamat Pandang Perlu Adanya Mitigasi Demo

"Rangkaian demonstrasi 21-22 Mei yang berakibat empat anak meninggal dunia serta puluhan anak lainnya yang proses hukum dan rehabilitasi sosialnya tidak memperoleh kejelasan hingga kini," kata Ketua Umum LPAI Seto Mulyadi di kantor KPAI, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (25/10/2019).

"Demikian pula penanganan atas sekian banyak anak dan adik-adik mahasiswa yang mengikuti aksi massa menjelang pengabsahan sejumlah RUU pada September lalu," lanjutnya.

Seto mengatakan, saat ini, perhatian pemerintah dan publik masih tertuju pada Kabinet Indonesia Maju yang baru dua hari lalu dilantik.

Dikhawatirkan, ke depan persoalan anak-anak ini tidak akan lagi dibicarakan dan justru kian tenggelam. Apalagi, Seto yakin, akan muncul peristiwa-peristiwa baru yang semakin memburamkan penyelesaian penanganan masalah anak ini.

"Kita bersuka cita menyambut pemerintahan baru, termasuk pelantikan anggota kabinet baru. Tapi pada saat yang sama, LPAI bertanya, siapa hari ini yang masih ingat dan masih memandang serius dua tragedi yang LPAI sebutkan tadi," ujar Seto.

Seto melanjutkan, bentrokan yang terjadi antara masyarakat dan aparat kepolisian pada aksi Mei dan September 2019 kemarin begitu mencekam.

Tetapi, sangat disayangkan, dalam peristiwa seserius itu negara gagal memberikan perlindungan bagi warga negaranya, utamanya pada anak-anak.

Oleh karenanya, LPAI mengajak masyarakat untuk menaruh atensi yang lebih besar pada dua peristiwa tersebut.

Baca juga: Unicef Soroti Kekerasan dan Penahanan terhadap Anak Terkait Demo

Salah satu kepentingan yang harus diperjuangkan, di samping mencari tahu penyebab kejadian, adalah menemukan pihak yang melakukan kekerasan atau bahkan menghilangkan nyawa anak-anak tersebut. Serta, memastikan adanya sanksi yang dijatuhkan kepada para pelaku.

"LPAI mengucapkan selamat bekerja kepada kabinet baru pemerintahan Joko Widodo - Ma'ruf Amien. Semoga fajar baru terbit bagi anak-anak Indonesia, teristimewa bagi mereka yang wafat dan teraniaya pada Mei dan September lalu," kata Seto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com