JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang berakhirnya periode pertama masa pemerintahannya, kinerja Presiden Joko Widodo terkait isu pemberantasan korupsi dinilai kurang baik oleh masyarakat.
Hasil survei Parameter Politik Indonesia pada 5 hingga 12 Oktober 2019, pemberantasan korupsi menjadi salah satu dari lima masalah utama bangsa berdasarkan penilaian responden.
"Temuan yang menarik, isu pemberantasan korupsi dan ketidakadilan penegak hukum secara konsisten masuk dalam lima besar masalah bangsa," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno di kantornya, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (17/9/2019).
"Padahal dalam survei sebelumnya soal korupsi dan hukum cenderung tidak masuk dalam persoalan yang dianggap krusial," kata dia.
Baca juga: Perppu Belum Jelas, ICW Nilai Masa Depan Pemberantasan Korupsi Terancam
Berdasarkan hasil survei, hanya 0,7 persen dari total respon 54,3 persen, yang menganggap pemberantasan korupsi sebagai keberhasilan pemerintah.
Sementara, pembangunan infrastruktur masih menjadi yang paling tinggi yakni sebesar 24,8 persen, disusul program bantuan sosial sebesar 10,9 persen.
Ketika ditanya soal kekurangan pemerintah yang perlu diperbaiki ke depan, sebanyak 3,2 persen dari total respons 55,1 persen menjawab sektor pemberantasan korupsi.
Jika dilihat dengan sistem penilaian kinerja pemerintah, bidang pemberantasan korupsi hanya menempati posisi kelima dengan nilai 6,5 di bawah bidang pembangunan infrastruktur, pendidikan, layanan kesehatan serta moral dan budaya.
Baca juga: Ketua KPK Berharap Jokowi Bersedia Keluarkan Perppu Setelah Pelantikan
Sedangkan bidang ekonomi berada di posisi 6 dengan nilai 6,4. Bidang penegakan dan kesetaraan hukum di posisi terakhir dengan nilai 6,3.
"Pemberantasan korupsi itu cenderung berada di bawah karena dianggap lazim," kata Adi.
Adapun survei Parameter Politik Indonesia melibatkan 1.000 responden.
Metode survei menggunakan stratified multistage random sampling dengan margin of error sebesar ± 3,1 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode face to face interview menggunakan kuisioner.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.